BACA JUGA:Begini Cara Membedakan Darah Haid dan Darah Kista
3. Peningkatan Ketidakpercayaan Terhadap Institusi Pernikahan
Semakin banyak orang yang meragukan relevansi pernikahan dalam kehidupan modern. Dalam beberapa kasus, pernikahan dipandang sebagai beban atau keterbatasan terhadap kebebasan pribadi.
Ada pula kekhawatiran tentang potensi kegagalan pernikahan, seperti perceraian atau ketidakcocokan, yang meningkatkan kecemasan terhadap institusi ini.
4. Fokus Pada Karier dan Pencapaian Pribadi
Sebagai akibat dari ketakutan terhadap pernikahan, banyak orang muda yang memilih untuk lebih fokus pada pengembangan karier, pendidikan, dan pencapaian pribadi.
Mereka merasa bahwa kesuksesan profesional dan kemandirian finansial harus menjadi prioritas sebelum mempertimbangkan pernikahan.
BACA JUGA:Penyakit Thalasemia Termasuk Berbahaya! Ini Cara Pengobatannya
BACA JUGA:Kanker Ovarium adalah Penyakit Reproduksi yang Sering Telat Dideteksi
Hal ini berujung pada pergeseran prioritas, di mana pernikahan tidak lagi menjadi tujuan utama dalam kehidupan seseorang.
5. Perubahan Dinamika Hubungan
Dengan meningkatnya ketakutan terhadap pernikahan, semakin banyak pasangan yang memilih hubungan tanpa pernikahan formal, seperti kohabitasi (tinggal bersama tanpa menikah).
Mereka merasa lebih nyaman menjalani hubungan tanpa ikatan pernikahan karena khawatir terhadap potensi konflik atau komitmen jangka panjang yang dianggap membatasi.
6. Peningkatan Kecemasan dan Tekanan Sosial
Bagi sebagian orang, tren ini justru menciptakan kecemasan sosial dan tekanan dari lingkungan sekitar. Meskipun banyak yang takut untuk menikah, ada juga yang merasa tertekan karena ekspektasi dari keluarga atau masyarakat untuk menikah.
BACA JUGA:10 Manfaat Minyak Ikan yang Jarang Kita Ketahui