Body Shaming: Perilaku Buruk yang Harus Dihentikan

Senin 23-09-2024,17:55 WIB
Reporter : Jamal Maarif
Editor : Jamal Maarif

BENGKULUEKSPRESS.COM - Kamu mungkin sudah tidak asing dengan apa itu body shaming, bukan? Pernah menerima komentar terkait penampilan fisik? Atau justru kamu secara tidak sadar mengomentari penampilan seseorang? Ya, itu adalah salah satu bentuk body shaming yang selalu ramai diperbincangkan. Perilaku buruk ini bisa terjadi pada pria maupun wanita dari berbagai usia, termasuk anak-anak. Dampaknya sangatlah merugikan hingga bisa memicu orang melakukan tindakan bunuh diri dan berakhir pada kematian.

Body shaming adalah perilaku menjelekkan, mengomentari, atau bahkan mempermalukan penampilan fisik orang lain. Meskipun banyak yang melakukannya untuk mencairkan suasana, sebagai lelucon, atau hanya iseng, perilaku ini termasuk intimidasi atau bullying lho.

BACA JUGA:Penyakit Thalasemia Termasuk Berbahaya! Ini Cara Pengobatannya

Dalam kasus yang lebih serius, perilaku ini secara sengaja dilakukan untuk menghina seseorang. Akibatnya, memengaruhi kesehatan mental dan mengakibatkan trauma emosional pada korban. Pelakunya mungkin akan mengintimidasi korban dalam bentuk fisik, entah itu ukuran maupun bentuk tubuh. Padahal, body shaming tidak hanya berupa ukuran dan bentuk tubuh.

Bentuk body shaming
Dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung (melalui media sosial), body shaming bisa muncul dalam berbagai situasi termasuk hubungan percintaan, lingkungan keluarga, serta lingkar pertemanan. Biasanya, yang paling umum adalah ukuran tubuh.

Selain itu, juga usia, rambut, pakaian, makanan, atau bahkan tingkat daya tarik seseorang. Berikut adalah bentuk-bentuk body shaming:

BACA JUGA:Balap Liar di Jembatan Elevated, Pengendara Meninggal, Pelaku Kabur

- Body hair shaming, mengkritik rambut tubuh di lengan, kaki, daerah pribadi, maupun ketiak
- Skinny-shaming, mengomentari berat badan tubuh yang terlalu kurus
- Lookism, mendiskriminasi orang lain karena dianggap tidak menarik secara fisik atau penampilan
- Food-shaming, mengomentari ukuran tubuh (terlalu gemuk) yang dikaitkan dengan makanan
- Ageism, mempermalukan usia terutama pada orang yang lebih tua
- Texture shaming, mengkritik tekstur rambut seperti lurus, berkilau, ikal, kusut, atau rambut yang menipis

Selain beberapa bentuk di atas, mempermalukan tinggi badan, warna rambut, gaya atau mode pakaian, serta mengkritik fitur tubuh juga termasuk salah satunya lho.

Apa saja ciri-ciri atau tandanya?
Terkadang perilaku buruk ini bisa terjadi secara tidak sengaja atau bahkan tanpa sepengetahuan kamu. Meskipun begitu, tetap saja mereka yang dipermalukan tentu merasa tidak nyaman. Ada beberapa ciri-ciri body shaming yang perlu kamu perhatikan yakni:

BACA JUGA:Polresta Bengkulu Resmikan Alih Fungsi Kembali Gedung Provos Menjadi Pos Lalu Lintas

- Kebiasaan mengomentari, mengkritik, atau membandingkan fisik orang lain
- Membahas atau menjelekkan tubuh seseorang sebagai lelucon di depan banyak orang
- Menilai orang berdasarkan penampilan atau cara berpakaian
- Menghakimi keputusan orang lain terkait pilihan yang diambil untuk tubuhnya (seperti menindik ataupun memiliki tato)
- Menganggap normal perilaku mengejek atau mengomentari penampilan fisik

Ketika menganggap perilaku ini normal maka secara tidak langsung kamu telah menjadi pelaku perilaku buruk ini. Terlebih lagi jika kamu malah ikut menimpali atau bergabung dengan teman kamu yang gemar mengkritik fisik seseorang.

Apa saja dampaknya?
Beberapa di antara kamu mungkin merasa body shaming adalah salah satu bentuk lelucon yang dapat diterima oleh semua orang. Padahal, perilaku ini bisa memberikan dampak yang berbahaya bagi korban. Bukan hanya melukai perasaan, ternyata bisa memengaruhi kesehatan mental hingga meningkatkan risiko bunuh diri. Berikut adalah sejumlah dampak body shaming yang tidak boleh kamu biarkan begitu saja:

BACA JUGA:Buffer Stok BPBD Kota Bengkulu Aman Hingga Akhir Tahun

- Menurunkan tingkat kepercayaan diri
- Menimbulkan gangguan mental terutama depresi
- Memicu gangguan makan seperti bulimia atau binge-eating
- Meningkatkan risiko obesitas
- Memicu tingkat stres yang lebih tinggi
- Menimbulkan kecemasan yang berlebihan
- Memicu diet ekstrem yang membahayakan tubuh
- Meningkatkan risiko bunuh diri

Body shaming akan menyebabkan seseorang merasa tidak puas dengan tubuh mereka, atau dengan kata lain membenci tubuh mereka sendiri. Terakhir, dampak yang tidak kalah penting adalah gangguan body dysmorphic disorder. Ketika hal ini terjadi maka sebaiknya baik pelaku maupun korban sama-sama menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Yuk, coba ikuti tips-tips di bawah ini supaya kamu semakin percaya diri dan bisa menyayangi tubuh kamu.

BACA JUGA:KPU Undi Nomor Urut Paslon Pilbup Seluma 2024: Teguh Nomor Urut 1, Erjon Nomor Urut 2

Tips menghadapi body shaming: lebih percaya diri, yuk!
Tidak ada manusia yang sempurna adalah salah satu tips supaya kamu lebih percaya diri. Artinya, jika kamu mendengar orang mengkritik fisik kamu maka ingatlah bahwa setiap manusia adalah unik termasuk bentuk dan ukuran tubuh.

Tapi, tentu saja masih ada hal lain yang bisa membantu kamu supaya makin percaya diri. Di bawah ini adalah tips menghadapi body shaming agar lebih percaya diri:

- Berhenti mempedulikan atau memikirkan komentar orang lain
- Menerima, mencintai, dan mensyukuri keunikan pada diri kamu
- Bersama-sama membela dan menyuarakan dukungan untuk orang lain yang mengalaminya
- Carilah dukungan dari keluarga, teman, maupun perkumpulan
- Berbagi rasa dan pengalaman dengan mentor dan profesional kesehatan terdekat
- Fokuslah pada tubuh yang kamu suka atau kagumi

BACA JUGA:Kapolresta Bengkulu Tegaskan Tidak Ada Toleransi Bagi Remaja Bawa Senjata Tajam dan Terlibat Tawuran

Selain tips di atas, cobalah untuk mengubah cara kamu berbicara tentang tubuh kamu sendiri. Artinya, berbicaralah secara positif tentang tubuh yang kamu miliki. Hargai dan cintailah diri kamu sendiri.(bee)

Kategori :