BENGKULUEKSPRESS.COM - Tindak pidana penipuan arisan kembali terjadi di Kota Bengkulu. Kali ini menimpa Intan (25), seorang honorer warga Kabupaten Empat Lawang yang mengalami kerugian mencapai belasan juta rupiah.
Diketahui, Intan mengikuti arisan yang sudah berjalan selama 6 bulan dan membayarkan uang tersebut kepada RA, warga Kelurahan Kebun Tebeng, Kota Bengkulu.
Kemudian Intan mengetahui bahwa arisan tersebut tidak lagi berjalan dan ia meminta pertanggungjawaban dari RA untuk mengembalikan uang miliknya.
RA pun berjanji kepada korban untuk mengembalikan uang tersebut, akan tetapi hingga saat ini belum juga dikembalikan, bahkan saat ini RA sudah tidak bisa dihubungi.
BACA JUGA:Modus Nginap, Uang Tabungan Rp34 Juta Seorang Pensiunan Raib Digasak Teman Sendiri
Akibat adanya kejadian ini korban mengalami kerugian mencapai Rp 11,7 juta dan sudah melaporkannya di Polresta Bengkulu untuk kemudian dapat ditindak lanjuti.
Sementara itu saat tim Benkuluekspress.com ingin mengkonfirmasi terkait dengan dugaan penipuan ini ke rumah terlapor, ia sedang tidak berada di rumah.
Kemudian tetangga dari terlapor mengatakan, memang beberapa waktu belakangan ini banyak orang yang mencari RA perihal masalah yang sama yakni arisan.
"Sering orang cari dia, tapi dak pernah ketemu padahal ia di rumah terus," ujar tetangga RA.
Suhandi (49), Ketua RT 11 Kelurahan Kebun Tebeng, tempat RA tinggal mengatakan, memang terlapor itu warganya tapi dia tidak pernah berkoordinasi dengan RT.
BACA JUGA:Tabrak Tembok di Jalan Basuki Rahmat, Warga Pasar Pedati Tewas di Tempat
"Ia dia warga saya, tapi tidak pernah membuat laporan ke saya, jadi saya tidak mengatahui secara detail kasus ini," sampai Suhandi, Minggu (08/09/2024).
Lebih lanjut Suhandi mengatakan, memang beberapa waktu lalu RA pernah ditanyakan oleh Bhabinkamtibmas terkait dengan kasus ini, tetapi dirinya tidak terlalu menanggapi.
"Kemarin ada Bhabin ke rumah nanyakan hal ini, tapi aku tidak ambil pusing karena RA itu tidak melaporkan bahwa dia tinggal di sini kepada saya jadi saya merasa tidak dihargai," jelas Suhandi.
Diceritakan juga oleh Suhandi, bahwa suami dari RA merupakan seorang polisi yang bertugas di salah satu kabupaten di Provinsi Bengkulu. "Suaminya RA itu polisi, tapi emang mereka kurang berbaur di sini," tutup Suhandi.(CW1)