Ubah Image DJ dari Klub Malam ke Aerobic

Kamis 11-04-2013,09:09 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

SALAH satu yang melekat dari image profesi seorang Disc Jockey (DJ) ialah selalu diidentikkan dengan klub malam dan dunia hiburan malam.
Memang, tak salah dengan perspektif penilaian seperti itu.
Karena sebagian profesi DJ bertempat tidak jauh dari dunia malam.
                                                                                                                                                                           JAMAL SUTEJA,
Kesambi
                                                                                                                                                                        
TAPI, rasanya tak ada salahnya melihat profesi DJ juga dengan perspektif lain. Yakni profesi DJ sebagai sebuah karya seni musik. Paradigma inilah yang coba untuk digeser oleh DJ Aziew Awa, instruktur DJ di Cirebon Disc Jockey Shool. Azi- begitu ia disapa- menilai dengan image seperti yang dicapkan masyarakat seperti itu, profesi DJ pun dianggap negatif. Padahal soal DJ, kata Azi, merupakan sebuah hobi dan profesi yang sangat ia sukai karena di sana seseorang bisa mengeksplorasi kemampuan bakat musik dan seni yang dimilikinya. Azi sendiri tengah berusaha mengubah image DJ dari dunia malam ke dunia senam aerobic. “Dunia malam tidak selamanya identik dengan profesi DJ,” katanya kepada Radar, belum lama ini. Music DJ, sambung dia, bisa masuk dalam senam aerobic, dan kebetulan para ibu yang senam juga menyukai iramanya. Hentakan music DJ yang kuat dengan sound system yang mendukung, membuat semangat terpacu. Gerakan senam aerobic pun bisa lebih bertenaga dengan dukungan music DJ. Azi mengatakan, music DJ merupakan keunikan tersendiri dari genre musik lain. “Justru ini memperkaya jenis musik yang sudah ada,” kata pria yang juga pernah membentuk sebuah band ini. Dengan kondisi sekarang, dia mengaku fleksibel permintaan dari para klien. “Kalau mereka minta main apa pun event-nya bisa kita sesuaikan musik DJ-nya. Seperti kalau di ulang tahun dan di senam aerobic, beda kan jenis musiknya,” ucapnya membandingkan. Setidaknya ada beberapa jenis musik dalam DJ. Azi mencoba membeberkan, di antara yang sering digemari adalah jenis musik fungky dan break beat. Ada juga aliran dutch progressive dan classic disco. Namun yang disebut terakhir sudah jarang dimainkan oleh para DJ, hanya di event-event tertentu saja. Itu karena musiknya sangat slow dan mellow. Saat ini orang lebih suka musik DJ yang beat, dan hentakan musik yang cepat. Dalam memainkan DJ, Azi selalu mempersipakan show-nya dengan matang. Peralatan yang lengkap, lagu-lagu terus update dan mengecek putaran kaset sebelum tampil, supaya tidak macet di tengah pertunjukan. Pria yang sudah menggeluti DJ selama lima tahun ini sudah malang melintang show dengan band-band papan atas, seperti Ungu dan Netral. Hal ini bisa menjadi kebanggaan tersendiri. “Musik bagi saya sudah menjadi bagian dalam hidup saya, hampa rasanya kalau hidup tak ada musik,” tuturnya. Salah satu yang selalu diasahnya yaitu bagaimana membentuk feeling bermusik. Keterlibatan seorang DJ dalam memainkan aransemen musik dalam sebuah pertunjukan sangat besar. “Kita harus tahu detail musik itu, pasang telinga dan dengarkan lalu rasakan, kemudian baru kita berimpovisasi. Jam terbang yang tinggi bisa melatih feeling musik seseorang. Di samping itu seorang DJ juga harus punya kemampuan announcing yang bagus. Mampu berinteraksi dengan penonton,” jelasnya. Hal ini supaya menghindari apabila ada kesalahan dalam memainkan musik, DJ bisa berimprovisasi dengan menggunakan teknik announcing untuk mengalihkan perhatian pendengar. Tak hanya itu, dengan dukungan peralatan modern dan software computer, seorang DJ bisa membuat dan mengaransemen musiknya sendiri. “Bukan hal mudah memang, namun sebagai musisi, hal itu selalu menjadi tantangan agar kita juga bisa membuat karya seni sendiri,” ujarnya. (*)
Tags :
Kategori :

Terkait