BENGKULUEKSPRESS.COM - Gejala sakit asma sering kali mirip dengan kelainan pita suara. Akibatnya banyak orang yang kesulitan dalam membedakan kedua kondisi tersebut. Lantas, bagaimana cara membedakannya?
Pita suara merupakan sepasang otot kecil yang ada di dalam laring. Jika bergetar, kedua otot ini akan menghasilkan suara. Namun, sama seperti jaringan lain dalam tubuh, pita suara juga bisa rusak dan rentan terhadap infeksi, tumor, atau luka.
BACA JUGA:Berikut Ini Tiga Obat Herbal Stroke yang Patut Dipertimbangkan
Pita suara dapat menutup secara tidak terkendali ketika Anda sedang bernapas. Hal ini disebut sebagai kelainan atau disfungsi pita suara. Tapi ada juga yang menyebutnya sebagai disfungsi laring atau gerakan pita suara paradoks.
Disfungsi pita suara terkadang dapat terjadi dengan cepat dan mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit. Tidak berfungsinya pita suara dengan baik ini bisa terjadi pada siapa saja, namun wanita lebih rentan mengalami kondisi ini.
Penyebab dan Gejala Kelainan Pita Suara
Kelainan pada pita suara ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti olahraga, terlalu banyak mengeluarkan suara, batuk kronis, benjolan atau tumor pada pita suara, penyakit asam lambung/GERD, gangguan saraf pita suara, alergi, stres, asap rokok, asap atau bau yang kuat, atau infeksi saluran pernapasan atas.
BACA JUGA:Walikota Bengkulu Keluarkan SE Pemanfaatan Pekarangan dan Lahan Tidak Produktif
Seorang yang mengalami kelainan pita suara biasanya dapat dikenali dari berbagai gejalanya, seperti:
- Suara serak.
- Mengi (suara berisik ketika bernapas).
- Merasa tersedak atau tercekik.
- Sering batuk.
- Tenggorokan terasa mengganjal.
- Sesak napas.
- Sulit mengirup dan mengembuskan udara.
Membedakan Kelainan Pita Suara dengan Asma
Gejala disfungsi pita suara yang disebutkan di atas, sama dengan gejala penyakit asma. Dua kondisi ini bahkan dapat terjadi berbarengan. Akibatnya, membedakan gejala antara satu dengan yang lain kemungkinan akan sulit.
BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Ingatkan Para ASN yang Ingin Maju Pilkada
Namun, tidak seperti asma, disfungsi pita suara tidak melibatkan saluran pernapasan bawah dan tidak selalu terjadi karena reaksi sistem kekebalan tubuh. Karena itu, pengobatan untuk kedua kondisi tersebut pun berbeda.
Untuk menegakkan diagnosis kelainan pita suara, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan tambahan berupa tes listrik saraf pita suara, prosedur laringoskopi, tes fungsi paru, pemeriksaan darah lengkap, dan foto Rontgen.
Dokter kemungkinan juga akan mendiagnosis kelainan pita suara apabila:
- Hasil tes pernapasan (fungsi paru) atau tes asma lainnya normal.
- Obat asma tidak berhasil meringankan gejala.
- Menghirup napas terasa lebih sulit dibandingkan menghela napas.
BACA JUGA:Ini Dia 5 Langkah Mujarab Mengatasi Bronkitis Kronis
Pengobatan kelainan pita suara disesuaikan dengan penyebabnya. Namun, umumnya dokter akan menyarankan untuk mengurangi bicara atau bersuara selama beberapa hari, serta beberapa hal berikut:
- Menghindari asap rokok atau polusi
- Memberikan obat-obatan untuk mengurangi iritasi dan radang pada pita suara
- Melakukan operasi pita suara jika diperlukan
Disfungsi pita suara sering kali dikaitkan dengan serangan panik atau kecemasan yang membutuhkan obat antiansietas, terapi wicara, dan psikoterapi untuk mencegahnya kambuh kembali. Oleh karena itu, pengobatan untuk disfungsi pita suara yang disebabkan oleh faktor psikis sering kali melibatkan bantuan dari dokter, terapis bicara, dan psikiater.
BACA JUGA:Inilah Manfaat Sarapan yang Tidak Boleh Dilewatkan
Periksakan diri ke dokter jika disfungsi pita suara yang Anda derita disertai dengan batuk darah, nyeri yang tidak dapat dijelaskan, muncul benjolan di tenggorokan, sulit menelan, serak yang tak hilang lebih dari dua minggu, atau suara hilang selama beberapa hari.(**)