Dijelaskan Edwin, saat ini listrik, air, pos keamanan, termasuk WC, telah dibangun oleh pihaknya agar para PKL dapat menjajakan dagangan dengan baik. \"Jumlah 500 itu lebih dari jumlah pedagang Pasar Subuh yang dalam perhitungan kami terdapat sekitar 350 hingga 400 pedagang. Kalau pun tidak muat di dalam, boleh juga jualan di luar. Asal jangan lebih dari pagar pasar,\" katanya.
Pantauan wartawan media ini kemarin, lokasi tempat berjualan di Pasar Baru Koto memang sudah siap sepenuhnya. Selain kondisi auning yang sudah tertata dengan baik, sejumlah penerangan dan tempat kamar mandi juga dalam keadaan siap pakai. Kemarin, petugas tampak memangkas pepohonan dan rumput-rumput liar untuk membuat suasana pasar semakin bersih.
Langgar Komitmen Sementara para pedagang Pasar Subuh di KZ Abidin, tak bisa memenuhi komitmennya kepada Pemkot untuk berjualan dengan tertib, yang diberi waktu hingga Sabtu (6/4). Pantauan BE pagi kemarin, timbunan sampah sisa dagangan masih terlihat di beberapa badan jalan hingga pukul 09.00 WIB. Pasukan kuning atau tenaga honorer petugas kebersihan pun tampak sibuk membersihkan Jalan KZ Abidin II, tempat para PKL berjualan. Padahal dalam komitmen dengan Pemkot, tugas membersihkan sebenarnya menjadi tanggung jawab para PKL.
Ketua Pedagang Pasar Subuh, Firmansyah, berujar, mereka sadar bahwa keberadaan mereka di Pasar Subuh memang tidak bisa dipertahankan lebih lama lagi. Dalam hal ini, ia mengaku bukan karena menuruti kehendak pemerintah. Melainkan lebih karena berupaya mencari jalan tengah atas kehendak pemerintah menciptakan Kota Bengkulu yang bersih dan tuntutan agar para pedagang dapat berjualan di lokasi yang lebih nyaman dan manusiawi.
\"Bagaimana pun kami sudah puluhan tahun berjualan disini. Kekhawatiran kami kalau pindah, jualan kami mati. Karena pemerintah menjamin bahwa mereka akan bertekad membuat ramai Pasar Baru Koto, makanya kami bersedia,\" ujarnya mantap.
Bukan hanya keramaian yang dituntut oleh para PKL Pasar Subuh. Mereka juga berharap sejumlah sarana dan prasana di Pasar Baru Koto harus benar-benar memadai ketika menyambut kepindahan mereka. Ketersediaan air, toilet, listrik, perbaikan jalan dan auning, merupakan syarat mutlak bagi mereka untuk hijrah secara beramai-ramai ke Pasar Baru Koto.
\"Janji pemerintah akan melengkapi semua sarana dan prasarana yang ada. Termasuk masuknya sebagian besar jalur transportasi serta perbaikan infrastruktur jalan. Tanpa ini semua, kami tegas menolak pindah,\" tukas Firman.
Sedangkan Kepala Satpol PP Kota Bengkulu Ali Armada SH menyatakan, pihaknya masih menunggu perintah dari walikota dalam melakukan pemindahan para PKL. Ia mengaku hingga saat ini walikota belum memberikan perintah apapun dalam konteks relokasi. \"Pada prinsipnya kita tidak mau gunakan kekerasan.
Karena Walikota tidak boleh kita menggunakan kekerasan itu. Kalau memang perintah relokasi telah turun, kita hanya akan membantu para pedagang untuk memindahkan dagangan mereka,\" terangnya.
Aksi Penolakan Di bagian lain, para pedagang Pasar Subuh yang berada dibawah kepemimpinan Wanto Junaidi bertekad akan menggalang aksi demonstrasi hari ini untuk menolak rencana relokasi. Didampingi Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bengkulu, Wanto menjanjikan akan mengajak sekitar 450 pedagang Pasar Subuh yang berada dibawah kepemimpinannya.
\"Kami akan menunjukkan kekompakkan kami kepada pemerintah kota bahwa kami tetap akan menolak relokasi,\" cetusnya saat dihubungi via telepon, kemarin.
Senada, Ketua PMII Cabang Bengkulu Muhammad Iqbal menyampaikan, hari ini ia bersama rekan-rekannya akan melaksanakan aksi demonstrasi untuk menolak rencana relokasi para pedagang Pasar Subuh ke Pasar Baru Koto. Iqbal membeberkan, dari aspirasi yang mereka serap dari para PKL Pasar Subuh, sebagian mereka tetap menolak dengan rencana relokasi.
\"Meski walikota sedang tidak berada ditempat, kami tetap akan aksi. Kami harap wakil walikota atau Sekda bersedia menemui kami,\" ucapnya saat dijumpai di Simpang Lima usai menggelar penggalangan dana bagi para honorer di Pemprov, kemarin. (009)