BENGKULUEKSPRESS.COM - Layaknya sel dan jaringan tubuh lainnya, sel plasma juga bisa terserang penyakit. Ketika terkena penyakit sel plasma, seseorang bisa mengalami anemia dan gejala lain, seperti sering kelelahan, sulit menelan, diare, pusing dan sakit kepala, hingga penurunan berat badan.
Sel plasma adalah salah satu jenis sel darah putih yang berfungsi untuk membangun daya tahan tubuh dengan cara menghasilkan antibodi dalam jumlah besar. Setiap sel plasma mampu melepaskan ribuan molekul antibodi ketika dibutuhkan. Setelah dilepaskan ke darah dan saluran getah bening, molekul antibodi yang dihasilkan sel plasma akan mengikat dan menghancurkan zat berbahaya atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh, seperti kuman, virus, atau zat beracun.
BACA JUGA:Jangan Lewatkan Manfaat Seledri yang Bagus Kesehatan
Mengenali Jenis-Jenis Penyakit Sel Plasma
Saat sel plasma bertumbuh dan berubah secara abnormal, hal ini bisa menimbulkan terbentuknya tumor atau neoplasma sel plasma. Saat mengalami gangguan ini, sel-sel plasma di dalam tubuh akan berkembang biak secara berlebihan dan tidak terkendali.
Neoplasma sel plasma dapat bersifat jinak atau ganas. Sel plasma yang abnormal juga bisa menyebabkan gangguan pada sumsum tulang dan ginjal. Neoplasma sel plasma lebih sering terjadi pada pria paruh baya. Selain itu, penyakit ini cenderung lebih sering banyak terjadi pada orang yang sering terpapar radiasi atau bahan kimia beracun dan pada orang yang memiliki riwayat penyakit neoplasma sel plasma di keluarganya.
BACA JUGA:Ga Hanya Awet, Ini 6 Sepatu Bata yang Keren!
Ada beberapa jenis neoplasma pada sel plasma, antara lain:
1.Monoclonal gammopathy of undetermined significance (MGUS)
Kondisi ini bukan tergolong sebagai kanker, tetapi memiliki potensi untuk menjadi kanker. MGUS terjadi ketika sel plasma yang abnormal menghasilkan antibodi yang disebut protein M secara berlebihan. Timbulnya MGUS biasanya tidak berbahaya. Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini berisiko menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius, seperti gangguan pada saraf, jantung, atau ginjal. MGUS juga bisa menimbulkan komplikasi berupa amiloidosis, multiple myeloma, leukemia, dan limfoma.
2. Plasmasitoma
Plasmasitoma terjadi ketika pertumbuhan abnormal sel plasma membentuk sebuah tumor di bagian tubuh tertentu. Plasmasitoma dapat dikategorikan ke dalam 2 jenis, yaitu:
Plasmasitoma yang terisolasi di dalam tulang
Pada kondisi ini, kurang dari 10 persen sumsum tulang terdiri dari sel-sel plasma, tetapi tidak ada yang menimbulkan gejala kanker. Plasmasitoma dalam tulang dapat menyebabkan rasa sakit pada tulang dan membuat tulang menjadi mudah patah.
BACA JUGA:Deretan Nutrisi dan Manfaat Arugula untuk Kesehatan Tubuh
Plasmasitoma ekstramedular
Jenis neoplasma sel plasma ini muncul di dalam jaringan lunak, bukan di dalam tulang maupun sumsum tulang. Tumor ini dapat menekan dan menimbulkan rasa sakit atau gangguan lain pada area tumbuhnya tumor. Misalnya, tumor pada tenggorokan dapat menjadikan penderitanya sulit menelan makanan (disfagia).
3. Multiple myeloma
Multiple myeloma adalah suatu jenis kanker sumsum tulang. Penyakit ini biasanya tidak berbentuk tumor atau benjolan. Sel-sel myeloma berkembang dan menyebar di dalam sumsum tulang sehingga mengganggu produksi sel darah yang sehat. Umumnya kondisi ini menyerang berbagai bagian tubuh, seperti tulang tempurung kepala, iga, dan panggul. Kondisi ini dapat membawa dampak buruk jika telah mencapai tahap lanjut, yaitu:
Kelelahan dan sesak napas akibat anemia
Masalah pada ginjal
Tulang retak dengan mudah
Memar, gusi berdarah, dan perdarahan tidak normal
Infeksi yang berulang secara terus-menerus
BACA JUGA:Ini Dia Manfaat Terapi Ozon untuk Pengobatan
Sebagian neoplasma sel plasma tidak menimbulkan keluhan yang jelas. Namun, pada beberapa kasus, penyakit ini bisa menimbulkan gejala tertentu, seperti mudah lelah, lidah bengkak, bintik keunguan pada kulit, sering muncul memar, diare, atau tubuh bengkak-bengkak. Karena bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, neoplasma sel plasma perlu diperiksakan ke dokter.
Untuk menentukan diagnosis neoplasma sel plasma dan jenisnya, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan tes penunjang, seperti pemeriksaan darah, termasuk tes darah lengkap dan tes untuk menilai jumlah imunoglobubin, biopsi, tes urine, dan pemeriksaan radiologis, termasuk MRI atau CT scan. Penanganan neoplasma sel plasma juga bisa bermacam-macam. Untuk menangani kondisi ini, dokter dapat memberikan penanganan berupa pemberian obat-obatan, seperti kemoterapi, terapi radiasi, transplantasi sel punca atau stem cell, dan tindakan operasi.(**)