Kepala BPOM Bengkulu, Zukifli Apt menuturkan temuan tersebut berdasarkan uji sampel dari mobil keliling BPOM ke sekolah-sekolah dasar (SD) di Kota Bengkulu, satu pekan lalu. Kandungan zat berbahaya pada PJAS yang ditemukan adalah jenis boraks yang ditemukan pada sampling mie kuning dan bakso.
Dia menjelaskan uji sampel pada mobil laboratorium keliling ini dilakukan dengan pengujian cepat di lokasi terhadap boraks, formalin, rhodamin B, dan methanil yellow dari penjual jajanan di sekeliling sekolah. Dan juga pada pedagang yang menetap di area sekolah.
\"Uji rapid test kit terhadap sampel makanan tidak memenuhi syarat yang mengandung bahan berbahaya tersebut. Untuk itu kita akan kembali melakukan peninjauan ke sekolah-sekolah dalam Kota Bengkulu secara acak,\" terangnya.
Masih ditemukanya bahan berbahaya di pasaran kata Zulkifli, karena masih banyak pelaku usaha yang tidak mengetahui bahan berbahaya tersebut. Didukung masih rendahnya pengawasan peredaran bahan berbahaya tersebut.
Pengawasan bahan berbahaya, bukan hanya BPOM tapi juga menjadi tanggung jawab instansi lain seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagai leading sektor sekaligus pembina usaha mikro.
\"Sepanjang bahan berbahaya itu tidak diawasi, sepanjang itu juga pangan jajan masih tercemar,\" terangnya. Pun begitu ia meminta kepada semua instansi berkoordinasi dan selalu memantau dan bisa menyetop peredaran bahan berbahaya di pasaran. (247)