NEW YORK - Semasa hidup Steve Jobs dikenal sebagai orang yang gemar memperkarakan pihak-pihak yang dinilai telah menjiplak hasil karyanya. Nyaris tak terbilang jumlahnya, namun yang hingga sekarang terus bergulir adalah sengketa paten teknologi dengan Samsung. Seperti karma, pria yang meninggal pada 5 Oktober 2011 lalu itu, kini giliran jadi sumber sengketa. Foto Steve jadi bahan sengketa diantara fotografer dan seniman terkenal Amerika Serikat.
Diberitakan laman hiburan TMZ, Rabu (3/4), gugatan dilayangkan fotografer Albert M Watson. Watson makin terkenal setelah foto ikonik wajah Steve Jobs hasil jepretan tahun 2006, dipakai sebagai sampul buku biografi karangan penulis Walter Isaacson. Seperti diketahui, biografi yang dipasarkan sekitar sebulan setelah pendiri Apple Inc itu meninggal, langsung jadi best seller di seluruh dunia.
Dalam gugatan yang diajukan ke pengadilan New York, Selasa kemarin, Watson mengklaim menderita kerugian materiil akibat hasil karyanya digunakan tanpa izin oleh seniman Alex Guofeng Cao dan David Datuna. Dengan keahlian yang dimiliki, keduanya menggunakan foto Steve Jobs hasil jepretan Watson menjadi produk seni bernilai tinggi. Sebagai bukti, foto berjudul \"Steve Jobs-Ayn Rand\" karya Datuna dijual ke seorang kolektor seharga USD 210 ribu (sekitar Rp 2 miliar) pada tahun 2011.
Belum lagi puluhan foto sejenis lain karya Datuna dan Cao, yang hingga kini menghiasi berbagai galeri di seluruh dunia. Termasuk diantaranya foto berjudul \"Steve Jobs vs Neil Armstrong\" yang diperkirakan nilainya tak jauh berbeda dengan \"Steve Jobs-Ayn Rand\". Watson meminta pengadilan memerintahkan kedua seniman tersebut untuk tak lagi membuat karya seni baru berdasarkan foto Steve Jobs miliknya.
Tak hanya iPod, iPad, atau iPhone, segala hal tentang Steve Jobs memang jadi komoditi yang banyak dicari orang. Di Indonesia, dalam pekan pertama peluncuran pada November 2011, biografi pembenci Google Android ini laku mencapai 400 ribu buku. Selain buku, foto, serta aksesoris lain, Jobs juga bakal dihidupkan lagi lewat peran aktor Ashton Kutcher.
(pra/jpnn)