Asal Usul Rujak Cingur, Bentuk Persilangan Rujak Buah dan 'Djanganan'

Selasa 06-02-2024,14:57 WIB
Reporter : Fitri Nugroho
Editor : Rajman Azhar

BACA JUGA:Mengenal Getuk Goreng Khas Sokaraja Sejak Tahun 1918

Sejarah Rujak Cingur

Menurut Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur dalam laman tulisan Makanan Khas Jawa Timur Menggoyang Lidah Nusantara disebutkan bahwa cingur adalah bagian dari moncong (mulut) sapi, tepatnya di daerah sekitar hidung, bibir, dan dagu sapi.

Beberapa penjual rujak cingur, kadang memasang cingur secara utuh sebagai bagian dari kepala sapi, untuk menunjukkan bahwa mereka benar-benar memakai cingur dan bukan hanya kulit atau kaki sapi.

Dilansir berbagai sumber menduga bahwa rujak cingur adalah bentuk hibrid (bentuk baru hasil persilangan) dari rujak buah dan ’djanganan’.

’Djanganan’ sendiri merupakan salah satu resep kuliner kolonial sebagaimana ditulis Cornelia dalam buku Kokki Bitja, atau, Kitab Masak-Masakan (H)India, Jang Baharoe dan Samporna (tahun 1864) terbitan Cornell University.

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Panjang Es Krim Tip Top, Es Krim Pertama di Yogyakarta

Di sana digambarkan bahwa ’djanganan’ adalah masakan terdiri dari kacang panjang, tauge, kol, daun kacang, mentimun, kangkung, dan buncis, yang disiram dengan campuran bumbu cabe, gula merah, terasi, kemiri bakar, asam dan petis.

Hal inilah yang menjadi sejarah hadirnya Rujak Cingur yang kini sudah sangat populer di mata masyarakat Indonesia. 

Satu ciri khas tak bisa dilupakan adalah, bahwa rujak cingur menggunakan pisang kluthuk sebagai bagian dari bumbu ulek.

Diketahui karena kepopuleran dan rasanya yang lezat Rujak Cingur menjadi sangat dikenal seiring munculnya lagu Is Haryanto berjudul ”Rek Ayo Rek” yang booming tahun 1970-an.

Di mana pada liriknya terdapat ungkapan " Kenal aneke sing dodol Rujak Cingur" yang artinya kenal anaknya yang menjual Rujak Cingur. 

BACA JUGA:Kedai Es Krim Domino, Kedai Kuliner Legendaris Tereksis di Jember

Untuk membuat Rujak Cingurpun sangat sederhana, Rujak Cingur biasanya terdiri dari irisan beberapa jenis buah seperti timun, kerahi (krai, yaitu sejenis timun khas Jawa Timur atau blungkak dalam Bahasa Madura), bengkuang, mangga muda, nanas, kedondong.

Kemudian ditambah lontong, tahu, tempe, bendoyo, cingur, serta sayuran seperti kecambah/taoge, kangkung, dan kacang panjang. 

Semua bahan tadi dicampur dengan saus atau bumbu yang terbuat dari olahan petis, air matang untuk sedikit mengencerkan, gula/gula merah, cabai, kacang tanah yang digoreng, bawang goreng, garam, dan irisan tipis pisang biji hijau yang masih muda (pisang klutuk). 

Kategori :