BENGKULUEKSPRESS.COM - Terdapat sebuah masjid kuno yang menjadi salah satu tempat wisata religi bagi masyarakat Indonesia di Jawa Tengah. Masjid ini dikenal oleh masyarakat dengan nama Masjid Agung Demak. Lokasinya berada di Kauman, Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
BACA JUGA:Habiskan Biaya 1 Juta Gulden, Masjid Megah di Medan Ini Dirancang Arsitek Belanda
Diperkirakan masjid ini didirikan oleh Raden Patah pada abad ke-15 masehi saat Kesultanan Demak. Tempat ibadah ini merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia dan menjadi bukti jejak kejayaan Islam di Tanah Jawa. Raden Patah bersama Walisongo membangun masjid ini dengan memberi gambar serupa bulus yang merupakan candra sengkala memet yang bermakna Sirno Ilang Kerthaning Bumi.
BACA JUGA:Dulunya Rumah Sultan, Masjid Kuno di Kota Sambas Ini Dibangun Pakai Kayu Belian
Secara filosofis bulus menggambarkan tahun pembangunan Masjid Agung Demak yaitu 1401 Saka. Dulunya, masjid ini menjadi tempat berkumpulnya Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Jawa. Melihat dari sisi arsitektur, Masjid ini adalah simbol arsitektur tradisional Indonesia yang khas serta sarat makna.
Dindingnya berasal dari keramik Vietnam. Dengan bentuknya yang berasal dari konvensi ukiran kayu dan batu bata Jawa, yang dianggap telah dipesan secara khusus. Penggunaan keramik daripada batu dianggap meniru masjid-masjid Persia.
BACA JUGA:Motor Honda Rebel 1100T Semakin Gagah, Motor Cruiser Cocok untuk Turing
Penampakannya tetap sederhana namun terkesan megah, anggun, indah, dan sangat karismatik. Kemudian, atap masjid berbentuk linmas yang bersusun tiga merupakan gambaran akidah Islam yakni Iman, Islam, dan Ihsan. Sementara itu, teras Masjid Agung Demak ditopang delapan buah tiang yang disebut Saka Majapahit.
BACA JUGA:Begini Cara Meluruskan Rambut Secara Alami dan Murah
Uniknya, pintu Masjid Agung Demak yang dikenal dengan nama Pintu Bledheg dianggap mampu menahan petir. Pintu masjid ini dibuat oleh Ki Ageng Selo sekaligus menjadi prasasti Candra Sengkala yang berbunyi Nogo Mulat Sarira Wani.
Pintu bledeg atau pintu petir yang ada di Masjid Agung Demak, konon adalah gambar petir yang ditangkap dan digambar oleh Ki Ageng Selo di masa atau zaman Walisongo dulu. Bledeg yang ditangkap Ki Ageng Selo dihadapkan kepada Raden Fatah dan sembilan wali, kemudian setelah itu di perintahkan Raden Fatah kepada Ki Ageng Selo untuk menggambar bentuk bledeg tersebut.
BACA JUGA:3 Smartphone Oppo Paling Murah dan Terbaik, Ini Daftarnya
Bledeg tersebut dibawa Ki Ageng Selo ke tengah alun alun Demak. Kemudian saat digambar masyarakat yang melihat dilarang untuk mendekat, karena sangat berbahaya. Singkat cerita bledeg yang ditaruh di alun alun baru digambar kepala nya, namun tiba tiba seorang wanita datang mendekat dan menyiram bledeg tersebut dengan air, terjadilah letusan yang sangat besar. Bledeg dan wanita tersebut hilang seketika, di duga wanita itu adalah jelmaan dari bledeg wanita yang menyelamatkan bledeg yang ditangkap Ki Ageng Selo.
BACA JUGA:4 Nasehat Sederhana dari Mbah Moen, Agar Satu Keluarga Kumpul di Surga
Pintu bledeg ini dijadikan memet atau candra sengkala berdirinya Masjid Agung Demak yaitu ” Naga mulat saliro wani ” atau dibaca menjadi 1388 tahun Saka. Itulah diperkirakan berdiri nya Masjid Agung Demak, masalah bledeg benar berwujud sedemikian Allahu alam, tapi itu dijadikan pengingat kita untuk senantiasa dekat dengan Allah SWT.