BENGKULUEKSPRESS.COM- Koin kuno berbentuk bulat dengan lubang berbentuk bujur sangkar di tengahnya merupakan artefak yang digunakan oleh masyarakat Tiongkok Kuno sebagai alat pembayaran pada zaman dahulu. Bahan pembuatannya dapat bervariasi, termasuk emas, tembaga, perunggu, atau timah.
Sebuah temuan menarik datang dari seorang pemuda pesisir Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Mochamad Herman Sholihin secara tidak sengaja menemukan ratusan koin peninggalan Tiongkok Kuno di area belakang rumahnya ketika sedang mengumpulkan pasir untuk proyek pembangunan rumahnya.
BACA JUGA:Ingin Jual Uang Kuno, Hubungi Nomor Ini
BACA JUGA:12 Uang Kuno Paling Dicari Kolektor
Keberuntungan Mochamad terjadi pada tahun 2018 saat mencangkul pasir. Cangkulnya secara tidak sengaja mengenai guci tembikar yang terkubur di dalam tanah. Sayangnya, karena terkena cangkul, guci tersebut pecah, dan koin-koin yang ada di dalamnya berhamburan.
Koin-koin ini diduga telah terkubur dalam tanah untuk waktu yang cukup lama, mengingat perubahan warna yang terjadi padanya. Temuan ini memberikan wawasan tentang sejarah perdagangan dan kehidupan masyarakat Tiongkok Kuno, serta menambah nilai historis pada wilayah tersebut.
Warna kehijauan pada koin tersebut menunjukkan bahwa koin-koin tersebut terbuat dari campuran tembaga, perunggu, dan timah.
Beberapa di antaranya dapat ditelusuri kembali ke era Dinasti Song Utara (960-1127), Dinasti Yuan (1271-1368), dan Dinasti Ming (1368-1644).
Menurut Sujarwo, Kepala Dusun setempat, koin-koin Tiongkok Kuno ini membuktikan sejarah kedatangan orang Tiongkok ke Lasem. Temuan ini memberikan petunjuk mengenai hubungan ekonomi dan perdagangan yang terjalin di wilayah tersebut selama periode sejarah tersebut.
BACA JUGA:Ingin Jual Uang Kuno ke Kolektor? Ini Alamatnya
BACA JUGA:Jangan Bingung, Ini Lokasi Jual Beli Uang Kuno di Tegal
Penting untuk dicatat bahwa temuan koin Tiongkok Kuno bukanlah yang pertama di wilayah tersebut. Sebelumnya, di Desa Kaliori, Rembang, juga telah ditemukan koin Wu Zhu yang diproduksi antara tahun 118 hingga 618 Sebelum Masehi.
Temuan ini menegaskan bahwa Lasem, dari abad ke-1 hingga ke-19, berfungsi sebagai pusat transaksi ekonomi yang ramai dikunjungi oleh pedagang dari berbagai belahan dunia.(**)