BENGKULUEKSPRESS.COM - Masyarakat Jawa adalah orang yang hidup, menetap, tumbuh dan berkembang di Pulau Jawa sebagai salah satu pulau terpadat di Indonesia. Masyarakat Jawa asli masih kental akan golongan-golongan sosialnya. Lalu, bagaimana pembagian kasta atau golongan di tengah masyarakat Jawa?
BACA JUGA:Demang Lehman, Panglima Perang Banjar yang Kepalanya Disimpan di Museum Leiden
Berdasarkan kepakaran Robert Redfield dan Franz Magnis Suseno, keduanya memiliki kesamaan pendapat bahwa golongan sosial, masyarakat Jawa terbagi menjai tiga yaitu:
1. Kaum ningrat atau Ndara (Ndoro) sebagai kelas sosial tertinggi dalam masyarakat pra-modern
2. Kaum priyayi adalah kaum pegawai dan orang-orang intelektual
3. Wong cilik atau orang kecil adalah mereka yang berpendapatan rendah di kota
BACA JUGA:3 Weton Ini Ngrejekeni Keturunan Ningrat, Suka Menolong Orang Lain Tanpa Pamrih!
Menurut Clifford Gerts masyarakat Jawa terbagi dalam tiga kategori:
1. Santri
Kelompok santri adalah masyarakat yang mengamalkan ajaran agama sesuai dengan syariat islam atau taat. Selain pondok, ada sistem pendidikan santri seperti madrasah yang juga memiliki tingkatan kelas, jadwal teratur dan menekankan isi. hal inilah yang membedakan madrasah dengan pondok.
2. Abangan
Kelompok abangan merupakan masyarakat yang cenderung mengikuti atau menganut kepercayaan adat yang mengandung unsur tradisi Hindu, Budha, dan Animisme.
Kelompok ini secara luas dan umum berasal dari desa atau kaum tani. Awal mula adanya tradisi abangan pada intinya berasal dari pesta ritual rakyat hingga hal kompleks terkait kepercayaan yang luas dan rumit tentang roh-roh.
BACA JUGA:Benarkah Menyapu di Malam Hari Bisa Menghambat Rezeki?
3. Priyayi
Kelompok priyayi merupakan istilah bagi orang yang memiliki tingkat sosial tertinggi atau terkenal juga dengan nama kaum bangsawan. Realitanya, ada priyayi yang santri dan ada pula yang abangan, bahkan ada pula yang nonmuslim.
BACA JUGA:Agar Cepat Hafal dan Memiliki Daya Ingat Tinggi, Rutinkan Membaca 3 Doa Berikut
Berdasarkan penjelasan di atas sebenarnya bahwa penggolongan sosial orang Jawa hanya ada dua, yaitu orang kecil (wong cilik) dan kaum priyayi (bangsawan). Mengapa demikian? Munculnya golongan santri dan abangan itu karena adanya pengaruh dari datangnya Islam di Jawa, sehingga cara hidup orang Jawa bercampur dengan ajaran Islam. (**)