\"Kalau memang masih dilokasi tersebut, kasihan dengan penduduk sekitar. Kawasan di sana sudah sangat padat dengan penduduk. Kalau satwanya saat dikelola swasta nanti katakanlah lengkap, saya tidak yakin binatang-binatang liar yang mereka hadirkan tak sampai mengganggu penduduk sekitar,\" katanya.
Saat ditanya wartawan media ini dilokasi mana kebun binatang itu sebaiknya dipindahkan, dijawab Irman, prinsipnya di kawasan yang jauh dari kepadatan penduduk. \"Kita masih memiliki banyak lahan kosong yang sepi dari pemukiman penduduk. Tinggal lakukan analisis Amdalnya dan perhitungkan kestrategisan letaknya,\" jelasnya.
Atau alternatif lain, lanjutnya, bisa dengan memindahkan Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota. \"Jadi kosongkan dulu kawasan di halaman depan Taman Remaja. Sehingga lokasinya akan menjadi lebih luas, tidak membuat sesak penghuninya,\" pungkasnya.
Taman Remaja sebagai satu-satunya kebun binatang di Kota Bengkulu selama ini dinilai kurang menjadi perhatian. Selain kondisi fisik bangunan yang tampak kurang terawat, jumlah satwa yang menghuni kebun itu juga tidak lengkap. Menyikapi hal tersebut, Walikota Bengkulu H Helmi Hasan SE, berniat untuk menyerahkan pengelolaan kebun binatang tersebut kepada pihak ketiga atau pihak swasta.
\"Dengan luas sekitar empat hingga lima hektare dan potensinya yang besar sebagai tempat tumbuhnya varietas bunga langka di dunia, maka sebenarnya Taman Remaja merupakan tempat yang strategis. Maka kalau dikelola oleh pihak swasta dengan mengundang pengusaha-pengusaha kebun binatang, maka kami kira hal itu lebih baik,\" cetus Helmi, kemarin.
Dijelaskannya, langkah ini dinilai tepat karena dengan diserahkannya pengelolaan kepada pihak ketiga, maka Taman Remaja dapat menjadi sumber PAD yang besar tanpa mengeluarkan satu sen pun dari APBD. \"Tentunya kita hanya akan menyerahkannya hanya kepada mereka yang berkomitmen untuk menyumbang PAD yang besar,\" tukasnya.
Dengan dikelolanya Taman Remaja oleh pihak swasta, ia berharap kebun binatang tersebut akan dihuni oleh hewan sungguhan. Sebab, menurut Helmi, saat ini kebun binatang itu dihuni lebih banyak oleh patung hewannya dari pada hewan yang asli. \"Kalau hewannya patung kurang mendidik bagi anak-anak. Misalnya pas anak-anak lihat patung yang rusak mereka bertanya \'mak kenapo binatang ini kupingnyo ilang sebelah\',\" kelakar Helmi. (009)