BENGKULUEKSPRESS.COM - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagrin) Kota Bengkulu mulai kesulitan untuk mencapai target pendapatan daerah dari sewa kios/pelataran/auning di 3 pasar tradisional.
Pasalnya, hingga November 2023 realisasi PAD baru 50 persen dari total target Rp 1,5 miliar.
"Sudah mencapai setengahnya dari target, itu juga sudah cukup lumayan," ujar Kepala Disperdagrin Kota, Bujang Hr kepada BE, Jumat (17/11).
Ia menyebutkan banyak faktor yang membuat PAD tersebut tercapai. Seperti banyaknya kios-kios pasar yang mengalami kerusakan sehingga tidak bisa ditempati pedagang.
BACA JUGA:Penyaluran Dana Desa di Bengkulu Mencapai Rp960 Miliar, ini Kabupaten Penerima Terbesar dan Terkecil
BACA JUGA:Mobil Bekas Keren Dan Murah, Suzuki Swift Bekas Harganya 70 Jutaan
"Kios banyak tidak layak lagi ditunggui, contoh di Pasar Barukoto hanya 30 persen kios yang ditempati pedagang. Pasar Panorama pun juga begitu," jelasnya.
Selain itu banyak pedagang yang berjualan di luar pasar seperti contoh Pasar Panorama dan pasar minggu.
Hal ini juga dipengaruhi dengan kebiasaan para pedagang yang lebih memilih berjualan ditepi jalan dibanding tempat yang sudah disiapkan pemerintah.
"Untuk pedagang yang diluar pasar itu tidak bisa kita tarik PAD, karena tidak ada kewenangannya," ungkap Bujang.
Terkait kios yang rusak hingga kini belum ada rencana rehabilitasi yang dilakukan Disperindag.
Hal ini berkenaan dengan kebutuhan anggaran yang cukup besar. Sedangkan, usulan bantuan ke Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI hingga kini belum terealisasi.
BACA JUGA:Bengkulu Dapat Kuota 3.845 Rice Cooker Gratis, Ini Syarat Penerimanya
BACA JUGA:Bisa Dicoba, Berikut Rekomendasi Sabun Muka Untuk Kulit Sensitif Berminyak Dan Berjerawat
Bujang sudah mengimbau pedagang yang masih bertahan diperbolehkan untuk rehab secara mandiri, khususnya kios yang mengalami kerusakan sedang.