BENGKULUEKSPRESS.COM - Banyak sekali versi sejarah dan legenda yang mengemukakan asal-usul munculnya aksara Jawa yang terdiri dari 20 karakter huruf. Namun salah satu yang paling terkenal di kalangan masyarakat Jawa adalah legenda babad Ajisaka.
Babad Ajisaka mengisahkan tentang kisah pengembaraan seorang penguasa kerajaan Jawa Kuno yang didampingi oleh seorang abdi (pembantu). Dalam perjalanannya, Ajisaka meninggalkan keris miliknya di tengah hutan dan menyuruh abdinya tersebut untuk menjaga keris tersebut dan jangan sampai diberikan kepada siapapun kecuali pada Ajisaka sendiri.
BACA JUGA:Dibekali Kamera 108 MP dan Layar AMOLED, Realme 11 Dibanderol Rp 3 Jutaan
Ajisaka kemudian melanjutkan pengembaraannya seorang diri. Setelah sekian waktu, Ajisaka kembali ke kerajaan dan setelah sekian lama memerintah kerajaan ia baru teringat akan keris pusakanya yang ia tinggalkan semasa pengembaraan.
Lantas Ajisaka mengutus seorang utusan untuk pergi ke hutan mengambil keris tersebut. Ia berpesan pada utusannya bahwa jangan sampai kembali ke kerajaan sebelum ia membawa keris pusakanya. Sesampainya di tengah hutan, utusan kerajaan ini mendapati keris pusaka Ajisaka yang tengah dijaga oleh seorang abdi.
BACA JUGA:REZEKI NOMPLOK! Dompet Digital Cair Saldo DANA Rp100.000, Copas Link ini
Kedua orang yang pada hakekatnya merupakan utusan Ajisaka ini kemudian saling berebut keris karena mereka sama-sama memegang teguh amanah perintah majikannya. Dua orang ini kemudian terlibat pertarungan yang menjadikan keduanya tewas.
Ajisaka baru teringat kalau ia meninggalkan keris tersebut bersama dengan salah satu abdi setianya.Ajisaka kemudian menyusul ke dalam hutan, namun ia mendapati kedua utusannya telah tewas. Untuk menghormati utusannya yang setia inilah kemudian Ajisaka merumuskan tulisan yang kemudian dikenal sebagai aksara Jawa.
BACA JUGA: Menyusuri Goa Dinding Lonceng di Kedurang Bengkulu Selatan, Cocok untuk Kamu yang Suka Bertualang
Filosofisnya:
HaNaCaRaKa : terdapat dua utusan setia
DaTaSaWaLa : saling berkelahi/bertarung
PaDaJaYaNya : sama-sama saktinya
MaGaBaThaNga : sama-sama matinya.(**)