BENGKULUEKSPRESS.COM - Manunnggaling Kawulo Gusti adalah istilah dalam bahasa Jawa yang menggambarkan penyatuan antara manusia (kawula) dan Tuhan (gusti).
Istilah ini mencerminkan konsep spiritual dalam kehidupan Jawa yang mengajarkan bahwa melalui pengabdian dan pengembangan diri secara spiritual, manusia dapat mencapai kesatuan dengan Tuhan.
BACA JUGA:Galau Dompet Menipis? Begini Doa Keluar Rumah Saat Rezeki Seret
Interpretasi yang salah atau penafsiran yang keliru terhadap konsep ini dapat menghasilkan kesalahpahaman atau kepercayaan yang tidak sesuai dengan ajaran agama atau norma yang diterima secara umum.
Secara mendalam, Buya Yahya memberikan penjelasan tentang makna dari ungkapan ini. Dalam video kajian yang diunggah di kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan bahwa Manunggaling Kawula Gusti adalah ungkapan yang menggambarkan penyatuan antara Tuhan dan makhluk-Nya.
Namun, Buya Yahya juga menekankan pentingnya memahami ungkapan ini dengan benar. Salah tafsir dari Manunggaling Kawula Gusti dapat mengarah pada konsep hulul yang keliru, yang merupakan bentuk syirik atau penyembahan selain Allah.
BACA JUGA:Tibo Loro, Weton Ini Akan Sukses Setelah Derita Mendera
Dalam konteks ini, Buya Yahya memperingatkan tentang bahaya mengaitkan Tuhan dengan makhluk-Nya. Jika yang dimaksud dengan 'manunggal' ialah menyatu dengan mahluk, maka itu adalah salah satu bentuk syirik.
"Yang mengatakan bahwa Allah berada pada mahluknya, maka hulul yang mengacu pada syirik," jelas Buya Yahya.
Dalam penjelasannya, Buya Yahya menggambarkan bahwa pengertian yang benar dari Manunggaling Kawula Gusti adalah wahdatusy syuhud. Artinya, kita harus menyadari keberadaan Allah dalam segala hal tanpa melihatnya secara fisik.
BACA JUGA:Wanita Juga Bisa Mendapatkan Keberkahan Hari Jumat, Amalkan 10 Amalan ini
"Tidak melihat mahluk kecuali yang terlihat adalaht Allah. Dalam keyakinannya, kita tidak bisa melihat Allah. Tapi setiap melihat mahluk aku kenal Allah. Itu yang diajarkan oleh ahli Tauhid," jelas Buya Yahya.
Konsep ini, menurut Buya Yahya, adalah bentuk keimanan yang kuat dan memiliki pengaruh yang mendalam dalam keyakinan kita terhadap Allah.(**)