Terdiri dari suku Suri dan suku Mursi, orang-orang Surma tinggal di Lembah Omo Atas di Ethiopia. Suku Suri sangat bangga dengan budaya dan tradisi mereka. Ketika seorang anak laki-laki tumbuh dewasa, atau ketika seorang pria ingin menikahi pengantin wanita, mereka harus membuktikan diri dengan melakukan seni bela diri yang disebut sagine. Pada dasarnya ini merupakan duel seremonial.
Di sisi lain, ketika seorang gadis ingin dinikahi, mereka sering menghancurkan gigi bawahnya dengan batu. Kemudian mereka memotong bibir bawah dengan pisau cukur dan meregangkan bibir dengan piring kayu. Mereka terus mengganti piring hingga yang lebih besar sampai mereka mencapai bentuk yang diinginkan.
Setelah beberapa saat, bibirnya membentang sedemikian rupa sehingga pas dengan lempeng tanah liat di sekitarnya. Ini dianggap sebagai bentuk kecantikan dan status bagi wanita Suri, mahar seorang gadis bertambah seiring dengan ukuran bibirnya.
4. Chukchi
Suku Chukchi berisi orang-orang yang mendiami Semenanjung Chukchi dan pantai Laut Chukchi di dalam Federasi Rusia. Mereka tinggal di Chukotka Autonomous Okrug, di mana sebagian besar dari mereka mempertahankan cara hidup tradisional mereka. Sama seperti kebanyakan kelompok etnis yang berhasil mempertahankan cara hidup mereka, suku Chukchi umumnya mengusir orang luar.
Orang-orang Chukchi telah dijuluki sebagai survivor ulung. Buktinya mereka telah berhasil bertahan dari upaya tanpa henti yang dilakukan Uni Soviet untuk meredupkan kebudayaan mereka. Hingga kini budaya suku Chukchi tetap utuh.
5. Yao
Suku Wayao atau Yao adalah kelompok etnis yang bermarkas di ujung selatan Danau Malawi. Kelompok yang berpenduduk sekitar 2 juta orang ini tersebar di tiga negara: Malawi, Mozambik, dan Tanzania. Nama 'WaYao' sendiri berarti 'orang pegunungan' atau orang yang datang dari bukit.
Berhubung mereka tidak percaya pada pengobatan barat, orang-orang Yao memiliki banyak pengetahuan tentang ramuan obat lokal. Penyembuh yang ditunjuk melakukan perjalanan jauh untuk mengumpulkan tanaman dan bahan-bahan kuat untuk membuat obat-obatan mereka.
6. Bayaka
Suku Bayaka memiliki pengetahuan yang kaya tentang obat herbal, tetapi orang-orang Aka menggunakan bahasa mereka sendiri dan juga tradisi berburu sendiri. Mereka adalah salah satu dari sejumlah suku di daerah terpencil Afrika yang berpenduduk setengah juta. Namun, para sesepuh sekarang melaporkan bahwa mereka tidak dapat mengajarkan keterampilan tradisional karena mereka tidak bisa pergi jauh ke dalam hutan seperti dulu.
7. Himba
Suku Himba hidup tersebar di barat laut Namibia dan Angola selatan. Ketika diam, mereka hidup dalam struktur berbentuk tipi yang dibangun dengan lumpur dan kotoran.
Mereka juga membuat api leluhur menyala 24 jam sehari sebagai penghormatan kepada dewa mereka, Mukuru. Kekayaan suku diukur pada sapi, tetapi kambing adalah bagian yang lebih sering mereka makan.
Hingga saat ini, diperkirakan ada 20 ibu hingga 30 ribu anggota suku Himba yang tersisa, tetapi mereka terus-menerus terancam oleh perkembangan baru. Meski demikian, banyak yang mempertahankan gaya hidup tradisional mereka.(**)