Fixed Selama 20 Tahun, Ini Besaran Bunga KPR Subsidi BTN Terbaru Juni 2023

Kamis 29-06-2023,21:00 WIB
Reporter : Rahmat
Editor : Rajman Azhar

BENGKULUEKSPRESS.COM - Salah satu opsi masyarakat Indonesia untuk memiliki hunian adalah dengan mengandalkan Skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Kendati saat ini Bank Indonesia mematok suku bunga acuan tinggi, permintaan KPR tetap mengalir deras ke perbankan.

BACA JUGA:Kabar Gembira Buat Pekerja!!! BP Jamsostek Tawarkan Pembiayaan KPR Hingga Rp 500 Juta Tenor kredit 30 Tahun

Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21-22 Juni 2023 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75%, suku bunga deposit facility sebesar 5%, dan suku bunga lending facility sebesar 6,50%.

Suku bunga KPR PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN), yang dikenal sebagai bank perumahan ini masih menawarkan bunga KPR yang rendah.

Adapun per Mei 2023, BTN menawarkan KPR subsidi dengan suku bunga tetap sebesar 5%. KPR subsidi ini memiliki bunga fixed selama 20 tahun. Bunga tetap sampai 20 tahun diberikan sebagai pilihan bagi nasabah yang menginginkan kepastian.

Mengutip data terbaru BTN, penyaluran KPR Subsidi per Mei 2023 sudah sebanyak 60.421 unit rumah dengan nilai Rp 8,9 triliun. Direktur Distribution & Funding Jasmin pun menyampaikan bahwa mengoptimalkan KPR Subsidi & non subsidi menjadi salah satu rencana bisnis BTN tahun 2023.

Sementara itu, KPR non subsidi dengan suku bunga floating saat ini masih di atas suku bunga dasar kredit (SBDK). Mengutip laman resmi BTN, SBDK KPR BTN saat ini sebesar 7,30%.

BACA JUGA:Perhatian Yang Mau Ajukan KPR!!! Sah, Harga Rumah Subsidi 2023 Naik Jadi Rp 162 Juta Hingga Rp 234 Juta

Jasmin mengatakan bahwa suku bunga floating non subsidi BTN bergantung pada tingkat bunga yang harus dibayarkan cost of fund. Ia mengatakan ada promo tertentu sesuai dengan developer yang bekerja sama dengan bank.

Jasmin pun menilai tren suku bunga KPR bergantung dengan suku bunga BI. Ia berharap suku bunga BI dapat turun dan The Fed tidak menaikkan suku bungan acuan secara signifikan.

"Mudah-mudahan malah bisa turun atau GWM-nya (Giro Wajib Minimum) bisa diturunin dari 9 ke bawah, supaya likuiditas enggak terlalu ketat kemudian persaingan antar bank ga terlalu ketat juga kemudian kredit bisa normal," kata Jasmin kepada awak media, Jumat (23/6/2023).

 

Kategori :