BENGKULU, BE – Sahabudin menjadi teladan para ketua RW lainnya, terlebih bagi masyarakat di lingkungannya. Atas kerja keras dan tanggung jawabnya, ia akhirnya terpilih menjadi Ketua RW Teladan Tingkat Kota Bengkulu. Ia terpilih mewakili Kecamatan Kampung Melayu. Bersama 9 Ketua RW teladan lainnya, ia berkesempatan tour ke Malaysia dan Singapura, Desember 2012 silam.
Bagaimana hingga ia terpilih menjadi Ketua RW Teladan, berikut Laporannya,
Musyaffa – Kota Bengkulu,
Sahabudin (61) saat ini tinggal bersama istri tercinta, Siti Aisyah (56) di Rt.15 Rw.04 Kelurahan Padang Serai, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu. Ia dikaruniai lima anak dan lima cucu.
Hebat, begitulah kata yang dapat diucapkan sebagai bentuk apresiasi saya. Pria Bugis ini memiliki keuletan dalam bekerja. Hal ini ditandai dari perjalanan hidupnya, ternyata ia pensiunan pegawai BUMN. Bersama BUMN ia sempat singgah ke beberapa tempat di Indonesia.
Karir bersama BUMN diawali 1974, saat itu ia bekerja di perkebunan Kapas di Sukoharjo, Jawa Tengah. Setahun kemudian, ia dimutasi ke Sitobondo. Bekerja di perkebunan kapas pun dilanjutkan di Pasuruan, Jawa Timur, tahun 1976 – 1978. Karir di perkebunan kapas berakhir di Sulawesi pada tahun 1978 – 1992. Pada tahun 1993, ia ditugaskan ke Bengkulu. Tepatnya di PTPN 23 Karet, Seluma.
Pria kelahiran Makasar, 14 Mei 1952 ini terlihat segar, meski usianya menginjak kepala enam. Di awal tahun 2004 ia mulai menempati rumahnya, yang saat ini berlokasi di Padang Serai. Setahun kemudian, ia menjabat sebagai ketua RT. 10, tahun 2005. Dua tahun setelah menjabat menjadi ketua RT, ia pun dipercaya oleh masyarakat setempat menjadi ketua RW. 04, tahun 2007 Silam hingga sekarang.
Disela-sela kesibukannya menjadi ketua RW, saat ini ia juga aktif menjadi ketua LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat) dan Ketua Kelompok Tani. Saat ini, ia juga mengelola kebun sayuran seluas 2 Ha2 miliknya, dan memiliki peternakan ayam potong. “Kami ternak 4 ribu ayam potong,”ujar Sahabudin kepada bengkuluekspress.com, Jum’at (15/03/2013).
Bekerja dan terus bekerja, jujur, adil dan bijaksana adalah prinsip dalam kehidupannya. Keberhasilannya menyelesaikan persoalan warganya dari perihal terkecil hingga terbesar, tanpa campur tangan pihak kelurahan setempat. “Dari masalah keluarga, hingga sengketa lahan, dapat kami selesaikan,” ujarnya.
Hal itulah, yang menjadikan ia terus dipercaya memimpin RW setempat. Hingga pada tanggal 16 sampai 20 Desember 2012, ia berkesempatan tour ke Malaysia dan Singapura. Itu merupakan apresiasi pemerintah Kota Bengkulu bagi RW yang berprestasi.
Ia terpilih sebagai buah dari kerja kerasnya selama ini. Ia terpilih, karena RW yang dipimpinnya telah memenuhi penilaian dari kriteria lomba yang ditentukan.
Adapun kriteria penilaian terdiri dari tiga kategori. Yakni Administrasi, Kepemimpinan, dan kegiatan penunjang lainnya. Untuk kategori Administrasi, indikator penilaiannya ialah, Pertama, Buku Induk Kependudukan, meliputi; Data umum penduduk (Nama KK, Anggota Keluarga, Umur, Pekerjaan, dan lain-lain), Data Penduduk Pindah Datang, Data Penduduk yang Lahir dan Mati. Kedua, Arsip Kartu Keluarga. Ketiga, Buku Agenda Surat Masuk dan Keluar.
Kategori penilaian selanjutnya ialah Kepemimpinan. Terdapat 15 unsur penilaian pada kategori ini, yakni 1. Lama kepemimpinan sebagai ketua RT, 2. Arsip SK Rt/Rw, 3. Program Kerja, 4.Struktur Organisasi, 5. Buku Tamu, 6. Buku Kas Umum, 7. Buku Data Kelompok Sosial, 8. Skets/Denah wilayah/Rumah tangga. 9. Data Wajib PBB, 10. Data Warga yang memiliki Hak Pilih, 11. Buku Daftar Hadir Pertemuan. 12. Buku Notulen Rapat, 13. Buku Tanah/Rumah, 14. Buku Data Penduduk Miskin, 15. Buku Data Penduduk Putus Sekolah.
“Penilaian lainnya dibidang Kategori penunjang, antara lain; Kegiatan Siskamling, Kesehatan Masyarakat, Bersih dan Hijau Lingkungan,” tambahnya.
Selain berkesempatan jalan-jalan ke luar negeri. Ia pun mendapatkan piagam penghargaan, piala, dan uang sebesar Rp. 5 ratus ribu. “senang, tapi itu wajar, karena saya juga aktif di kelembagaan masyarakat, ketika 2007 saya jadi Rw, kami sudah dapat membangun 4 kilometer Jalan. Meski digaji 1.8 juta per tahun, karena jadi Rt adalah pengabdian sosial,”ungkapnya.
“Kalau terpilih lagi, maunya ke Arab Saudi, baik di Umrah-kan maupun naik haji, tapi tidak menutup kemungkinan supaya Rw lainnya terpilih, agar semuanya tahu dunia luar,” tambahnya. (Mg3)