Ichwan Yunus Melanjutkan Studi ke Palembang (bagian 3)

Jumat 08-03-2013,08:34 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Jago Debat dan Juga Jago Basket Walaupun segudang prestasi telah diraihnya, di mata,kawan-kawannya Ichwan tetap saja sebagai pribadi yang menyenangkan. Tidak sedikitpun ada rasa angkuh atau sombong yang diperlihatkan Ichwan dengan kawan-kawannya. Ia selalu membuka diri terhadap kawan-kawan sekelasnya, terlebih teman satu indekos dengannya untuk berdiskusi dan membimbingnya dengan penuh perhatian. Betapapun akrabnya Ichwan dengan kawan-kawannya,  tapi dia tidak pernah terpengaruh jika waktunya belajar, Dia harus belajar. Di saat kawan-kawannya lelap tertidur ia masih saja bercinta dengan buku pelajarannya. Waktu rutin belajar Ichwan adalah mulai jam 19.00 sampai 22.00 pada malam hari, dan sehabis subuh sampai jam 06.00 pagi hari. Di sela-sela kesibukan belajarnya, terutama pada sore hari sampai menjelang maghrib Ichwan tidak bisa meninggalkan kegemarannya berolah raga yang sudah menjadi  kebiasaan semenjak di kampung halamannya dan di Bengkulu. Kalau di Bengkulu ia hanya menekuni olahraga sepak bola dan volly ball, maka setelah di Palembang ia juga menggemari basket ball. Tidak tanggung-tanggung jenis  olahraga permainan yang satu ini, juga membawa ia pada  prestasi tersendiri. Sebagaimana dua jenis olahraga yang memang sejak lama ditekuninya. Memilild postur tubuh yang kecil dan pendek, tetapi sangat lincah, gesit, cerdik  dan pandai membuat ia menjadi pusat perhatian para penonton dan suporter, sekaligus sebagai spirit bagi teman-teman satu timnya dalam setiap even pertandingan. Terasa aneh memang, seorang remaja yang mempunyai postur tubuh pendek dan kecil menyukai olahraga volly ball dan basket ball, bahkan ia termasuk bintang di timnya. Tapi inilah kenyataannya, dan Ichwan telah membuktikan bahwa ia mempunyai bakat yang tergolong gemilang dalam bidang ini.   Hal ini membuat  dalam setiap even pertandingan ia tidak pernah absen, selalu diminta untuk memperkuat tim. Ichwan bertutur bahwa kepiawaiannya berolah raga volly ball dan basket ball ini, termasuk juga olah raga yang lain adalah karena: pertama, menyukai atau menggemari olahraga tersebut. Kedua, rasa percaya diri yang tinggi, Orang bisa, kita pun harus bisa. Jauhkan rasa minder apa lagi rendah diri. Ketiga, pandai menangkap peluang. Untuk yang terakhir ini kaitannya dengan volly ball, Ichwan menyadari postur tubuhnya yang pendek maka ia tidak mungkin memaksakan dirinya sebagai tukang smash atau tukang blok, yang mungkin berpeluang baginya adalah sebagai stipper dan Ichwan memanfaatkan peluang ini. Begitu pula dengan Basket Ball, bagi Ichwan tidak semua pemain basket itu harus tinggi, yang terpenting adalah daya tahan tubuh (stamina) yang baik, lincah/gesit dan mempunyai tembakan yang jitu. Kesemuanya itu dapat diperoleh melalui latihan yang keras dan disiplin yang tinggi, disamping bakat tentunya. Tidak terasa tiga tahun berlalu, tahapan-tahapan studinya diselesaikan dangan baik.   Tibalah saatnya ia menyelesaikan ujian terakhir untuk mendapatkan ijazah SMEA-nya. Ichwan menghadapinya dengan tenang dan santai. Tidak ada persiapan khusus baginya. Saat bermain, berolahraga, belajar dan tidur ia jalani sebagajmana biasa. Hal ini dapat dimaklumi karena disamping memiliki kecerdasan dan ketekunan belajar selama ini, ia juga memiliki ingatan. yang kuat tentang apa saja yang sudah ia pelajari. Berbeda dengan kawan-kawannya yang biasanya menghadapi ujian dengan persiapan ekstra, mengurangi waktu bermain dan berolahraga, mengurangi tidur dan sebagainya, berhari-hari harus mengurung diri untuk belajar. Sebagaimana telah diprediksi oleh guru dan kawan-kawannya, akhirnya Ichwan keluar sebagai pemenang pertarungan tesebut. Dari sekian banyak peserta ujian akhir tersebut, ia berhasil lulus dengan mendapatkan 3 nilai tertinggi dibandingkan dengan kawan-kawannya.(bersambung)  

Tags :
Kategori :

Terkait