Gubernur Curigai PAD

Kamis 07-03-2013,10:45 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Setiap tahun Pendapatan Asli Dearah (PAD) Pemprov Bengkulu stagnan diangka Rp 500,4 miliar.  Gubernur H Junaidi Hamsyah  mencurigai ada yang tidak beres, sehingga dari tahun ke tahun tidak mengalami kenaikan. Sehingga memerintahkan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi untuk meneliti kembali potensi PAD sebenarnya yang bisa diraup Pemprov Bengkulu.

\"Balitbang, teliti sejauh mana sebenarnya PAD, kenapa Rp 500,4 miliar itu gak naik-naik,\" ujar Junaidi, saat melantik Pengurus Dewan Riset Daerah (DRD) di Aula Bapapeda Pemprov.

Junaidi mencurigai adanya PAD yang menguap. Bahkan, juga beberapa potensi PAD yang tidak digarap. \"Kita lihat, namanya pernikahan itu tidak melihat musim. Balai Buntar, Sabtu, Minggu tak pernah kosong, sport center juga begitu dan tempat-tempat lainnya aset Pemprov,\" katanya.

Dia mengatakan, kondisi saat ini PAD Rp 500,4 miliar terlalu kecil. Sehingga perlu digali lagi potensi-potensi mana yang bisa menyumbang PAD harus digarap.  \"Kendaraan plat merah juga haraus bayar pajak. Kalau satu kendaraan saja Rp 1 juta, lima kendaraan Rp 5 juta. Kalau tidak mampu bayar pajak, risikonya mobil dinas itu harus dikembalikan,\" katanya.

Dia menegaskan sangat meragukan PAD Pemprov hanya Rp 500,4 miliar. \"Saya meragukan. Apa benar PAD cuma segitu,\" cetusnya. Banyak potensi yang perlu digarap, misalnya pajak alat berat. Dimana  sudah banyak alat berat berada di Bengkulu yang beroperasi di sejumkah tempat. \"Pemegang IUP ada berapa?,\" katanya.

Belum pajak dari sisi lain yang harus digarap.  Misalnya pajak timbangan angkutan. Dia mengatakan jika alat timbang kendaraan tidak dijalankan, agar diubah namanya menjadi timbangan sukarela.  Sehingga angkutan tidak perlu ditimbang.  \"Tapi, cukup lempar uang secara sukarela saja,\" sindirnya. (100)

Tags :
Kategori :

Terkait