\"Hampir mayoritas petani kebun menjadi target perbankan di bidang pembiayaan saat ini, \" kata Direksi Utama BPRS Safir Bengkulu, Amir Mukadar.
Perkreditan dari sektor perkebunan pertanian mencatat aset hingga Rp 40 miliar. Jika ditotalkan dengan seluruh layanan yang dimiliki, BPRS mencatat aset yang dimiliki selama periode 2012 hingga saat ini outstanding pembiayaan mencapai Rp 80 miliar. Lebih dari 50 persen aset itu disumbangkan dari sektor pembiayaan perkebunan dan pertanian.
\"Nilai aset BPRS saat ini menduduki urutan terbaik kedua se-Sumatera dari andalan sektor pertanian dan perkebunan,\" ungkapnya. Peningkatan nilai aset itu tak lepas dari kerja keras karyawan serta kepedulian nasabah yang telah mempercayai BPRS sebagai tempat pembiayaan. Kedua sektor ini menjadi rebutan perbankan di Bengkulu dalam penyaluran kreditnya.\"Persaiangan antar bank pasti akan terjadi. Namun nasabahlah yang akan menilai pelayanan yang diberikan bank \" paparnya.
Menurutnya kemitraan tersebut menawarkan beberapa keunggulan antara lain memperluas lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia, serta pemanfaatan aplikasi teknologi terkini untuk pengembangan lahan oleh masyarakat sekitar. Pola seperti ini cenderung lebih tepat sasaran karena dana yang disalurkan untuk modal usaha dapat langsung diterima petani perkebunan.
Sampai saat ini pembiayaan yang telah diterapkan cukup diminati. Pada umumnya diberikan kepada kalangan yang memiliki lahan lebih dari 2 hektar dengan pinjaman dimulai dari Rp 5 juta hingga Rp 100 juta maksimal tiga tahun. \"Jika terjadi harga komoditi anjlok petani tetap bisa melakukan pencicilan angsuran, \" bebernya.
Ia optimis ditahun 2013 ini nilai pembiayaan akan semakin meningkat dengan bertambahnya nasabah. Tahun ini BPRS Safir akan membuka kantor baru di Penarik Mukomuko, dan akan dibangun kantor baru di Ketahun yang selama empat tahun ini mengontrak, \"Setelah ada tiga cabang yakni di Manna, Curup dan Panorama. Tahun ini dibuka cabang baru di Penarik yang proses perizinanya tengah diajukan ke Bank Indonesia,\" tukasnya. (247)