BENGKULU BE- Ikan asap atau Ikan salai adalah, ikan basah yang masih segar yang diproses lagi agar menjadi ikan kering dengan cara penyalaian (pengasapan) yang dilakukan selama kurang lebih 6 jam.
Proses pembuatan ikan salai ini merupakan salah satu cara tradisional yang dilakukan masyarakat di beberapa daerah. Salah satunya Madi (40), pengolah dan pedagang ikan salai air tawar yang berada di jalan Semarak belakang pondok.
Adapun ikan air tawar yang di jadikan salai diantaranya yaitu ikan baung, Ikan patin, lele, gabus (ikan badau), ikan gurami,ikan nila, ikanmas dan lainnya. \"Biasanya saya lebih sering membuat ikan salai dari ikan lele dan ikan nila ,\" Ujar Madi minggu (20/2).
Pembuatan ikan salai atau ikan asap, memiliki beberapa tahapan diantaranya, belah ikan menjadi dua bagian yang sama besar Bersihkan kotorannya, kemudian cuci sampai bersih setelah itu rendam ikan dalam larutan garam, lalu diamkan selama 2 jam agar meresap.
Setelah itu, keluarkan ikan salai, lalu ikat seluruh ikan menjadi satu, dan angin-anginkan dengan posisi terbalik sambil digantungkan dengan kawat, agar airnya menetes dan permukaannya ikan menjadi kering.
Kemudian susun ikan di dalam tempat pengasapan, lalu asapi ikan itu selama beberapa jam sambil dibolak balik, selama proses pengasapan ikan harus selalu dicek. Biasanya ikan yang di panggang atau di asapi sering kali melengkung jika terjadi kualitas ikan kurang bagus karnena bentuk ikan bengkok membuat ikan mudah patah.
Setelah matang, keluarkan ikan dari tempat pengasapan dan dinginkan setelah itu ikan salai sudah bisa dijual atau diperdagangkan. Untuk pemasarannya Ia menjual sendiri dan di titip ke warung-warung,adapun untuk harga ikan salai lele di jual 80 ribu perkilonya.
\"Dalam sehari biasanya saya menjual sebanyak 20 kilogram , dari hasil penjualan ikan salai atau ikan asap saya mendapatkan omset sebesar Rp 1,6 juta per harinya,\" Ungkapnya.
Untuk bahan baku ikan salai air tawar, Madi memperolehnya dari para agen ikan dan tidak jarang juga membeli di pasar.(Cindy/Mg3)