Inflasi, Kepercayaan Konsumen Drop

Selasa 05-03-2013,09:05 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

JAKARTA - Tingginya inflasi sepanjang Januari - Februari lalu langsung menggerus Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK). Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, IKK pada Februari lalu merosot hingga 2,7 persen ke level 92,3. \"Itu level terendah dalam lima bulan terakhir,\" ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (4/3). Menurut Purbaya, merosotnya kepercayaan konsumen merupakan imbas kekhawatiran terhadap tingginya harga-harga komoditas, terutama bahan pangan, sepanjang Januari - Februari lalu. \"Apalagi ditambah sentimen kenaikan tarif listrik bertahap mulai Januari,\" katanya. Sebagaimana diketahui, cuaca buruk pada awal tahun ini membuat produksi maupun distribusi bahan pangan terganggu sehingga harga-harga barang pun naik. Hal itu tecermin dari inflasi Januari yang mencapai 1,04 persen, yang merupakan inflasi periode Januari tertinggi sejak 2009, serta inflasi Februari 0,75 persen, tertinggi sejak 2003. Purbaya menyebut dua komponen pembentuk IKK, yakni Indeks Situasi Sekarang (ISS) dan Indeks Ekspektasi (IE) turun signifikan. \"Artinya, konsumen menganggap kondisi saat ini dan kondisi enam bulan mendatang kurang baik,\" jelasnya. Walaupun optimisme konsumen terhadap prospek ekonomi secara keseluruhan dalam enam bulan mendatang turun, lanjut Purbaya, rencana konsumen untuk membeli barang-barang tahan lama ternyata meningkat pada Februari. Berdasar hasil survei terakhir, sekitar 36,5 persen konsumen yang disurvei berencana untuk membeli barang-barang tahan lama dalam 6 bulan mendatang, naik dari 32,1 persen pada Januari. \"Level pada bulan Februari ini merupakan level tertinggi sejak Desember 2011,\" ujarnya. Sementara itu, kepercayaan konsumen terhadap kemampuan pemerintah untuk melaksanakan tugas-tugasnya melemah pada Februari. Setelah naik 1,1 persen pada Januari, Indeks Kepercayaan Konsumen terhadap Pemerintah (IKKP) turun 1,5 persen menjadi 83,6 pada Februari. \"Komponen yang mengalami penurunan terbesar adalah kemampuan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga,\" katanya. (owi/dos)

Tags :
Kategori :

Terkait