\"Jangan dulu berencana menyerahkan aset kepada pihak luar, selesaikan dulu tugas berat lainnya, salah satunya MoU PTM dan Mega Mall yang sangat merugikan Pemkot,\" kata anggota Komisi III DPRD Kota Bengkulu, Effendy Salim SSos.
Ia menjelaskan salah satu dampak bila Taman Remaja tersebut dikelola oleh pihak ketiga adalah biaya masuk yang mahal dan memberatkan masyarakat. Hal ini tak bisa dipungkiri karena investor tersebut telah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk menyulap Taman Remaja itu menjadi Taman Satwa seperti yang ada di kota-kota besar di Indonesia.
\"Jika sudah memberatkan masyarakat, sama saja kita terjajah di daerah sendiri. Masih untung jika uang yang dipungut dari rakyat itu masuk ke kas daerah menjadi PAD, namun sangat ironi bila hanya untuk memperkaya investor,\" ujarnya.
Menurutnya, dari pada menyerahkan pengelolaan Taman Remaja tersebut kepada pihak ketiga, lebih baik dikelola langsung oleh Pemerintah Kota Bengkulu. Karena Pemkot telah memiliki instansi teknis tersendiri, yakni Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak). \"Ada baiknya walikota mencari bantuan dana ke pemerintah pusat, selanjutnya pengelolaan diserahkan sepenuhnya kepada Distanak, kan di Distanak itu juga memiliki dokter hewan yang handal,\" sarannya.
Ia mengaku selama ini Taman Remaja tersebut tidak terawat dengan baik karena terbatasnya anggaran yang dimiliki Pemerintah Kota Bengkulu. Namun ia yakin dibawah kepemimpinan Helmi Hasan, kebuntuan mengenai terbatasnya anggaran itu akan terjawab, karena walikota sendiri memiliki jaringan yang cukup luas ke pemerintah pusat.
\"Selagi kita masih bisa berusaha untuk apa diserahkan kepada investor, karena dampaknya bukan hanya dirasakan saat ini, namun hingga ke anak cucu kita besok,\" uangkapnya.(400)