\"Jumlah gizi buruk terus berkurang dari waktu ke waktu setelah dilakukan penanggulangan bersama tim, baik dari dinas maupun Puskesmas,\" sampai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma, Rudi Sawaludin SSos melalui Pengelola Program Gizi, Cici Haruka STT kepada wartawan.
Dijelaskan, dari jumlah Balita di Kabupaten Seluma tersebut juga terdapat sebanyak 623 kasus stunting yang perlu menjadi perhatian khusus. Termasuk harus intens dilakukan pemberian asupan susu dan makanan baik kepada Balita maupun kepada orang tua. Karena, kasus stunting jika tidak mendapat perhatian khusus, maka akan berpeluang mengalami gizi buruk.
\"Kita tetap fokus dalam penanganan stunting dan gizi buruk. Agar tidak terus bertambah dan harus berkurang dari waktu ke waktu,\" bebernya.
Ditambahkan, penanganan stunting ini juga dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Seperti pada Dinas PUPR, Bappeda, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD).
\"Penanganannya secara bersama-sama dengan melibatkan OPD lainnya,\" tegas Cici.
Ditambahkan, terjadinya gizi buruk dan stunting tidak lepas dari faktor ekonomi dan pola asuh terhadap Balita. Ditambah lagi dengan pernikahan di usia dini.
\"Saat ini, wujud dari perhatian pemerintah terhadap penangan gizi buruk dan stunting dengan memberikan asupan yang cukup,\" sampainya.
Diketahui kemarin, Pemerintah Kabupaten Seluma bersama Poltekkes Kemenkes Bengkulu telah melakukan penandatanganan nota kesepakatan tentang penanggulangan stunting berbasis kesehatan ibu dan anak. Sekaligus memberikan bantuan berupa susu dan biskuit sebanyak 168 susu dari PT Sari Husada pada mereka yang mengalami gizi buruk dan stunting. (333)