BENGKULU, bengkuluekspress.com - Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Dalam dunia digital, kebebasan berekspresi memang diizinkan namun harus pentingnya menjaga norma dan adab, maka pentingnya literasi digital.
Dalam webinar literasi digital yang membahas tentang tema besar kebebasan berekspresi di dunia digital oleh para narasumber yang mempunyai kompetensi di bidang masing masing serta seorang Key Opinion Leader yang akan memberikan sharing session di akhir webinar.
Walaupun kebebasan berekspresi telah diatur oleh undang undang, tapi masih banyak masyarakat pengguna digital khususnya di media sosial yang masih melanggar aturan tersebut. Banyak kasus yang terjadi akibat dari tidak kontrolnya mereka berekspresi terutama dalam persaingan bisnis, politik maupun yang hanya mau menambah follower akun mereka.
Kepala SMN 10 Pentagon Yeye Hendri mengatakan bahwa Indonesia adalah bangsa multikultularisme dengan perbedaan budaya yang unik. Peran ekosistem pendidikan dalam multikultularisme antara lain membangun paragdima agama, menghargai keragaman bahasa, membangun sensitivitas gender, kepedulian sosial dan membangun sikap anti diskriminasi etnis.
Apapun yang kita lakukan kegiatan di media sosial menurut Dr. Virierna akan meninggalkan jejak rekam digital.
\"Jangan sampai kita meninggalkan jejak yang buruk karena hal ini adalah cermin kepribadian dan citra diri kita,\" ujarnya, Senin (6/9).
Ia menerangkan, posting informasi yang positif, inspiratif serta menjalin komunikasi yang baik maka akan meninggalkan jejak rekam yang baik. Untuk menjadikan kita lebih paham dalam aktifitas di dunia maya maka literasi digital adalah salah satu jalan untuk meningkatkan wawasan dalam dunia digital.
\"Apalagi saat kondisi pandemi covid ini, digital platform merupakan alat utama dalam menjalankan pekerjaan di semua sektor baik pendidikan, bisnis dan lainnya,\" tutupnya. (HBN)