BENGKULU,-bengkuluekspress.com-Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) bekerja sama dengan U.S Consulate General Surabaya membuka secara resmi kegiatan penguatan kecakapan digital untuk kaum muda Indonesia Timur di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan, yang akan berlangsung selama 6 bulan, mulai dari 15 September 2021 hingga 28 Februari 2022.
Kegiatan yang dilaksanakan secara online dihadiri lebih dari 135 peserta secara daring ini, menghadirkan pembicara : Angie Mizeur (Public Affairs Officer, U.S Consulate General Surabaya); Novi Kurnia (Kordinator Nasional Japelidi); I Gusti Agung Putri Astrid Kartika (Staf Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KPPPA RI); Devie Rahmawati (Tenaga Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa Kominfo); Ni Made Ras Amanda G (Kordinator Program – Universitas Udayana Bali); dan Christian Natamado Simanullang (MyAmerica Surabaya).
Kegiatan dibuka oleh Koordinator Nasional Japelidi, Novi Kurnia, “Program pertama Japelidi tahun 2017 menyasar pada kelompok muda, jadi program kali ini juga merupakan salah satu wujud komitmen Japelidi untuk membangun literasi digital yang inklusif dan merata,” ujar Novi yang juga dosen Komunikasi UGM.
Dilanjutkan oleh Angie Mizeur (US Consulate) yang mengatakan, “Mengutip riset Japelidi, literasi digital anak-anak muda masih rendah. Ini fenomena di dunia. Termasuk di Amerika. Anak-anak masih sulit membedakan informasi yang benar dan disinformasi. Maka terima kasih banyak kepada rekan-rekan Japelidi yang telah menginisiasi program ini untuk pemuda di Indonesia Timur. MyAmerica Surabaya senang sekali berkolaborasi dengan Japelidi.”
Sementara itu, pembicara dari perwakilan Kementerian KPPA, I Gusti Agung Putri Astrid Kartika kemudian menambahkan, “Saya sangat mengapresiasi program ini karena kita harus menyadari bahwa seringkali kita lupa dengan apa yang kita miliki, apa yang daerah kita miliki, khususnya anak muda. Anak muda seringkali melihat keluar (budaya luar) dan cenderung ingin meniru budaya mereka sehingga mereka seringkali terjebak informasi palsu. Padahal Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dan justru itu yang harus digali untuk disebarluaskan.”
Devie Rahmawati Tenaga Ahli Menteri Kominfo menyampaikan bahwa negara terus memacu peningkatan pemerataan infrastuktur digital berupa jalan “tol” sinyal, yang dipercepat 10 tahun dari tahun 2032 menjadi tahun 2022, sudah akan terwujud.
“Ketika “digital divide” selesai dengan pembangunan BTS, cyber optic, dan sebagainya, maka tantangan berikutnya ialah “man-divide”, dari aspek literasi digital. Di sinilah kenapa, pemerintah mendukung penuh program Japelidi di Indonesia Timur ini, yang dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas SDM di era digital.
Japelidi juga telah banyak membantu pemerintah, khususnya menyusun bukan hanya materi modul, tetapi juga aktif melakukan sosialiasi dan edukasi ke akar rumput, membekali publik dengan materi-materi dasar literasi. Japelidi merupakan salah satu ekosistem yang paripurna dari kolaborasi dan kolabor-aksi seluruh elemen masyarakat dalam program literasi digital,” imbuh Devie Rahmawati yang juga pengajar tetap Vokasi UI.
Christian dari MyAmerica Surabaya yang merupakan mitra program Japelidi kali ini, menuturkan bahwa anak muda diuntungkan dengan kreatifitasan mereka dan juga aksi movement yang sering mereka lakukan. Program ini diharapkan mampu menjadi program yang ramah dengan anak muda.
Sementara itu Ni Made Amanda, selaku Ketua Program Literasi untuk Indonesia Timur ini menegaskan program ini dilatarbelakangi oleh riset-riset Japelidi sebelumnya tentang kompetensi literasi digital yang masih rendah di berpikir kritis.
“Kami berharap ini bisa menjadi program yang mampu meningkatkan literasi digital masyarakat Timur, serta kita juga bisa menemukan anak muda yang akan menjadi sosok perwakilan di wilayah Timur.”
Lebih jauh Amanda yang juga dosen Komunikasi Udayana menambahkan, “Kami berharap anak muda di wilayah Timur mampu memberi tahu kepada kami, kekurangan yang mereka hadapi, mereka ingin mengetahui tentang apa saja? dan juga menginginkan benefit apa saja?.”
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi literasi digital siswa di lima wilayah Indonesia Timur, yaitu: Bali, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan. Peningkatan kompetensi literasi digital mengacu pada sepuluh kompetensi literasi digital Japelidi, yang terbagi dalam empat kategori, keterampilan mengkonsumsi informasi secara fungsional (mengakses, memilih, dan memahami), keterampilan mengkonsumsi kritis (menganalisis, memverifikasi, dan mengevaluasi), keterampilan prosuming (produksi) fungsional (memproduksi dan mendistribusikan); dan, keterampilan prosuming kritis (berpartisipasi dan berkolaborasi).
Program kolaborasi Japelidi dan My America Surabaya ini melibatkan 46 anggota Japelidi dari 40 Perguruan Tinggi di Indonesia, dan akan berlangsung hingga April 2022. Setelah kick off hari ini kegiatan pertama adalah Focus Group Discussion (FGD) secara daring di 8 kabupaten di lima provinsi dan FGD luring di dua kabupten di Provinsi Bali.
“Kegiatan FGD dilakukan untuk menggali kebutuhan riil pemuda di 10 kabupaten tersebut untuk meningkatkan kompetensi Literasi Digital,” tutup Ni Made.(*)