Pemasangan portal beton secara permanan sendiri merupakan salah satu upaya dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong, untuk mencegah masyarakat melintasi jalan tikus karena menghindari posko penyekatan. Setidaknya pengerusakan sendiri sudah dilakukan masyarakat sebanyak 4 kali, sebelumnya pohon kayu yang dirobohkan sebanyak 2 kali langsung dipotong oleh masyarakat, besi kawat baja milik Polres Lebong juga dirusak dan portal beton permanan juga kembali dirusak.
Sementara itu, dari pantauan di lapangan, masih sangat banyak masyarakat yang masuk jalan tikus meskipun sudah dipasang portal dari besi dan bambu serta dipasang tulisan bahwa jembatan rusak. Namun selang beberapa menit, mereka terpaksa balik kembali karena mereka tidak bisa melintas.
Padahal sebelumnya juga telah disampaikan bahwa bagi warga Lebong yang kesehariannya memiliki pekerjaan (bertani) di kawasan posko atau harus melintasi posko, maka mereka tidak akan diambil sampel swab antigen, asalkan mereka ketika melintas memakai masker.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebong, Fakhrurrozi SSos MSi mengatakan, bahwa portal beton yang dipasang selesai sekitar pukul 18.00 WIB (Rabu, 28/7). Namun sekitar pukul 20.00 WIB dirinya kembali mengecek pemasanagan portal ternyata sudah kembali dirusak.
“Saya bersama tim langsung melakukan pengecekan dan ternyata sudah dirusak lagi,” sampainya, Kamis (29/7).
Untuk itulah, dirinya berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan dinas terkait, untuk mencari langkah terbaik agar masyarakat tidak melintasi jalan tikus selama posko didirikan. Pada saat itu diputuskan untuk membongkar sementara jembatan yang masih terbuat dari kayu dan langsung dibongkar pihak Dinas Pekerjaan Umum Penataan ruang dan Perhubungan (Dinas PUPR-Hub).
“Setelah berkoordinasi melihat kondisi jembatan juga telah lapuk, akhirnya dibongkar sementara,” ucapnya.
Terpisah, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas PUPR-Hub Kabupaten Lebong, Joni Prawinarta SE MSi menyampaikan bahwa memang sementara waktu jembatan menuju Desa Trans Pelabai dibongkar sementara dan nanti kembali akan dipasang.
“Material kayu jembatan kita bawa ke kantor nanti kita dipasang kembali dan jika tidak bisa kita ganti yang baru,” singkatnya.
Sementara itu, warga Desa Trans Pelabai, Suheri, sebelumnya masih menerobos palang pemberitahuan namun kembali balik arah karena melihat jembatan telah dibongkar mengatakan bahwa sebenarnya mereka merasa keberatan jika harus melintas posko karena jauh dari rumahnya.
“Jika jalan ini (jalan tikus) saya bisa cepat sampai ke rumah,” ucapnya.
Akan tetapi, dengan dibongkarnya jembatan maka dirinya mau tidak mau harus melintas posko dan jarak yang ditembuh lebih jauh dari sebelumnya. Namun dirinya berharap jembatan yang telah dibongkar bisa cepat kembali diperbaiki.
“Pagi saya melintas portal sudah dibuka, tetapi siang saya mau pulang ternyata jembatan sudah dibongkar,” tutupnya. (614)