Inflasi Kota Bengkulu 0,69 Persen

Sabtu 02-03-2013,12:07 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

RATU SAMBAN, BE - Perkembangan harga barang dan jasa di Kota Bengkulu selama bulan Februari 2013 secara umum tercatat mengalami kenaikan.  Hal ini tercermin dari naiknya nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Februari 2013 sebesar 0,69 persen terhadap IHK bulan Januari 2013.   \'\'Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan Januari 2013 yang mengalami inflasi sebesar 1,17 persen,\'\' ungkap Kepala BPS Bengkulu, Ir Dody Herlando, saat jumpa pers, kemarin.

Dikatakannya, berdasarkan hasil  pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) di 66 kota di Indonesia, pada bulan Februari 2013, inflasi terjadi hampir  di semua kota.  Inflasi tertinggi di Kota Jaya Pura sebesar 3,15 persen dan inflasi terkecil terjadi di Kota Sibolga sebesar 0,12 persen.  Sedangkan 5 kota mengalami deflasi yaitu Kota Sampit sebesar 0.01, Kota Gorontalo sebesar 0,06 persen, Kota Palangkaraya sebesar 0,10 persen, Kota Maumere sebesar 0,92 persen dan Kota Ambon sebesar 2,29 persen.  Kota Bengkulu dengan inflasi 0,69 persen menempati urutan ke- 36, sedangkan  se Sumatera  masuk dalam urutan 8.

Dikatakannya,  penyebab inflasi pada bulan ini dikarenakan  naiknya  sejumlah bahan pokok seperti harga cabe merah, bayam, beras, tarif listrik, bawang merah, kue kering berminyak, angkutan udara, tongkol, tomat buah, upah pembantu rumah tangga, telur ayam ras, bawang putih, sewa rumah dan lain-lain.

Walau pun beberapa barang dan jasa masih menunjukkan penurunan harga seperti daging ayam ras, tempe, tahu mentah, air kemasan, sawi hijau, kakap merah, minyak goreng, udang basah, petai, sabun detergen bubuk, daging sapi, kembung/gembung, susu untuk Balita, kakap putih, wortel, tepung terigu, sabun cream detergen, semen dan margarine.

Persentase inflasi Kota Bengkulu terjadi pada semua kelompok IHK yakni kelompok bahan makanan sebesar 1,40 persen. Naiknya harga pada kelompok bahan makanan pada bulan ini memberi andil inflasi sebesar 0,40 persen.

Kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 10,31 persen; subkelompok sayur-sayuran sebesar 5,17 persen, subkelompok buah-buahan sebesar 3,77 persen; subkelompok ikan segar sebesar 2,35 persen, subkelompok telur, susu dan hasilnya sebesar 1,49 persen; subkelompok padi-padian,umbi-umbian dan hasilnya sebesar 1,18 persen; subkelompok ikan diawetkan sebesar 0,39 persen; subkelompok bahan makanan lainnya.

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,39 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,77 persen, kelompok sandang sebesar 0,03 persen, kelompok kesehatan sebesar 0.41 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,05 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,32 persen. (247)  

Tags :
Kategori :

Terkait