BENTENG,bengkuluekspress.com - Nasib malang menimpa Isran Efendi (50), warga Desa Pelajau, Kecamatan Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng). Pria yang pernah menjabat Kades itu mengalami luka bakar serius di sekujur tubuh dan terpaksa dirawat di ruang ICU RS Bhayangkara, Kota Bengkulu. Hingga Selasa (20/4) sore, kondisinya masih kritis dan tak sadarkan diri sejak Jumat (16/4) lalu. Peristiwa tersebut terjadi karena tubuh korban terkena luka bakar akibat ledakan lampu teplok yang diduga menggunakan minyak tanah oplosan.
Adik kandung korban, Irman Jaya mengaku, kronologis kejadian berawal dari korban yang hendak menjaga kebun kacang yang berada sekitar 1 kilometer (Km) di belakang rumahnya. Karena tak memilliki aliran listrik, korban membawa lampu teplok yang biasanya menggunakan minyak tanah. \"Korban berangkat ke kebun pada Kamis malam. Tepatnya, setelah menunaikan ibadah salat Magrib. Saat hendak menyalakan lampu menggunakan korek api, seketika lampu teplok meledak dan menyabar. Sekujur tubuhnya terkena luka bakar hingga kulitnya terkelupas. Setiba di RS, korban sudah tak sadarkan diri,\" ungkap Irman.
Dari hasil penelusuran, aku Irman, korban membeli minyak tanah dari penjual keliling yang biasa membawa minyak tanah menggunakan sepeda motor. Biasanya, minyak tanah yang dibeli selalu aman digunakan. Menyikapi apa yang dialami kakaknya, Irman Jaya berharap agar aparat kepolisian bisa melakukan penyelidikan dan menangkap pelaku. \"Saya harap pihak kepolisian segera menangkap pelaku. Jangan sampai ada korban lagi. Ini sangat berbahaya,\" kata Irman. Sementara itu, Kapolres Benteng, AKBP Ari Baroto SIK MH mengaku pihaknya belum mendapat laporan atas apa yang menimpa korban. Pun begitu, Kapolres menegaskan akan melakukan penyelidikan dan menindaklanjuti informasi tersebut. \"Kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam membeli minyak tanah dari pedagang keliling,\" imbau Kapolres. Terpisah, Kepala Desa (Kades) Pelajau, Ujang Supran mengaku, selama ini memang sering ada pedagang yang membawa minyak tanah menggunakan jirigen. Akan tetapi, belum pernah ada laporan ataupun keluhan dari masyarakat. Menghindari adanya korban baru, sambung Ujang, dirinya telah mengingatkan kepada seluruh masyarakat dan warung di Desa Pelajau agar menghentikan pembelian minyak tanah keliling. \"Informasi yang didapat, pedagang berasal Kabupaten Kepahiang namun belum bisa dibuktikan. Yang jelas, masyarakat sudah diimbau untuk stop membeli minyak tanah dari pedagang keliling. Bila perlu, pedagang minyak tanah keliling diinterogasi dan dilihat KTP-nya. Kami tak ingin ada korban lagi,\" pungkas Kades.(135)