SELUMA SELATAN, bengkuluekspress.com - Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas sebagai Lurah di Kelurahan Padang Rambun, Kecamatan Seluma Selatan dilaporkan melakukan perbuatan asusila berupa pelecehan terhadap warga yang datang untuk melakukan pelayanan. Dalam laporan di layanan pengaduan Pemkab Seluma tersebut, bahwa telah terjadi pelecehan terhadap empat ibu rumah tangga yang dilakukan oleh Lurah Padang Rambun.
Namun ketika dikonfirmasi, Lurah Kelurahan Padang Rambun, Kecamatan Seluma Selatan, Sl membantah keras perbuatan tersebut. Dirinya sampai menyebut nama Tuhan, kalau cerita itu adalah mengada-ada untuk menjatuhkan karirnya.
\"Demi Tuhan Mas, saya tidak melakukan itu. Hoax itu, saya tidak pernah melakukan hal tersebut,\" bantah Sl yang dihubungi melalui sambungan telepon selularnya.
Sementara itu, data yang dihimpun BE, empat orang warga sudah mendapatkan perlakukan tak senonoh. Hal ini sudah menjadi buah bibir dan momok yang menakutkan bagi warga yang ingin berurusan dan melakukan pelayanan.
\"Saya salah satu yang merupakan korban dari perlakuan tidak senonoh dari Pak Lurah. Saat saya akan meminta tanda tangan untuk mengurus surat yang saya butuhkan,\" terang korban yang mendapatkan perlakuan paling parah dari oknum Lurah ini.
Kepada BE, korban yang meminta untuk tidak ditulis namanya ini mengatakan, perbuatan pelecehan ini terjadi pada pertengahan Februari 2021 lalu. Dirinya saat itu akan mengurus surat keterangan, dan datang pada pukul 10.00 WIB untuk mendapatkan tanda tangan. Namun, bukan tanda tangan yang di dapat, malahan korban dilayani dengan kelakuan yang tidak pantas dilakukan.
\"Saat saya masuk ke ruangan Pak Lurah itulah pelecehan itu saya alami,\" ujarnya sembari menangis.
Diceritakan lagi, saat di dalam ruangan lurah tersebut, pintu langsung ditutup. Lalu Pak Lurah duduk disamping dirinya, memegang tangan dan jari jari lurah bergentayangan ke seluruh tubuh korban. Saat melakukan pelecehan tersebut, (maaf) sang Lurah mengeluarkan alat vitalnya ditunjukan pada korban.
\"Saya tidak dapat berbuat apa-apa saat itu. Badan saya kaku, saya tidak dapat bergerak apalagi berteriak,\" katanya yang ikut didampingi kedua orang tuanya.
Beruntung, firasat ibu korban berkata, menaruh curiga melihat anaknya lama mengurus surat keterangan tersebut, sehingga mendatangi kantor lurah.
\"Saat mendengar suara ibu saya, Pak Lurah menghentikan perbuatannya. Langsung membuka pintu, sebelum saya keluar, Pak Lurah meminta saya untuk tidak menceritakan yang terjadi kepada siapapun,\" sampai korban sambil menahan air matanya.
Perbuatan pelecehan ini juga dibeberkan tetangga korban. Ibu parubaya yang juga minta namanya tidak disebut ini menceritakan bahwa dirinya juga pernah mengalami hal serupa. Namun hanya sebatas mengelus tangan saat bersalaman.
\"Ya benar itu, terus terang kami di sini takut, walau baru sebatas mengelus tangan saya. Saya siap menjadi saksi, jika memang perkara ini sampai diproses hukum,\" ucapnya. (333)