Melihat Kuliner Tradisional Suku Pekal, Dimasak Dalam Bambu dan Ditusuk-tusuk

Minggu 14-02-2021,20:06 WIB
Reporter : Novri Enyeng
Editor : Novri Enyeng

    IKAN Semunjang dalam bambu merupakan makanan tradisonal khas dari Suku Pekal. Sesuai dengan namanya, kuliner tradisonal ini disebut Semunjang dalam bambu, karena menggunakan bambu sebagai wadah memasak. Dalam bahasa Pekal, Semunjang berarti ditusuk jadi semunjang dalam bambu adalah ikan yang ditusuk-tusuk dalam bambu. Ikuti cerita selengkapnya APRIZAL-BENGKULU EKSPRESS SUKU Pekal merupakan salah satu suku yang ada di kecamatan Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara (BU). Suku ini memliki masakan tradisonal yang sudah ada sejak zaman nenek moyang yakni Ikan Semunjang Dalam Bambu. Sesuai dengan namanya kuliner tradisonal ini disebut ikan semunjang dalam bambu yang berarti ikan yang ditusuk-tusuk dalam bambu. Melihat secara langsung proses pembuatan ikan semunjang dalam bambu yang dimasak oleh ibu-ibu Desa Lebong Tandai yang merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Napal Putih Kabupaten BU, membuat kita yang melihat menjadi penasaran, dimana bahan-bahan untuk membuat masakan khas suku pekal ini adalah bahan utamanya adalah ikan putih yang merupakan ikan khas yang ada di Kecamatan Napal Putih, kedua Daun Liang merupakan bahan baku wajib, karena daun liang merupakan bahan baku turun menurun yang memiliki cita rasa khas sebagai pengganti rasa asam dari tomat. Selain itu bawang merah, bawang putih, cabai, lengkuas, serai, jahe, kunyit serta jangan lupa bambu sepanjang 30 cm hingga 40 cm. Proses pembuatan ikan semunjang dalam bambu ini memliki bebarapa tahapan, pertama semua bumbu kecuali daun liang digiling halus terlebih dahulu, lalu ikan putih yang telah dibersihkan dipotong menjadi dua bagian. Kemudian langsung masukan kedalam bambu, setelah itu bumbu yang telah dihaluskan tadi juga dimasukan kedalam bambu. Selanjutnya baru dimasukan daun liang hingga daun tersebut menutupi seluruh permukaan bambu. Lalu ditahap selanjutnya, bambu yang telah diisikan Ikan putih serta bumbunya tadi lngsung dibakar diatas ditungku kayu. Proses memasaknya terbilang tidak lama, karena untuk mengetahui olahan masakan tersebut masak atau belum dapat dilihat dari bambunya. Hanya saja selama proses memasak berlangsung bahan-bahan yang ada di dalam bambu tersebut harus ditusuk-tusuk menerus. Fitri, salah seorang ibu-ibu Desa Lebong Tandai mengatakan, fungsi dari menusuk-nusuk ikan selama proses memasak adalah untuk mengahancurkan ikan serta menyatukan semua bumbu-bumbu yang ada di dalam bumbu tersebut. \"Ya pak, selama proses memasak harus ditusuk-tusuk agar semuanya menyatu,\"kata Fitri Setelah masakan tersebut matang, Fitri pun langsung membelah bambu, memang tidak berbentuk ikan, karena ikan dan bumbu sudah menyatu jadi satu. Dengan aroma yang khas, serta warna yang dihasilkan dari bumbu-bumbu, menbuat siapapun yang melihat menjadi tak sabar untuk mencicipinya. \"Ini hasilnya, enak kalau dimakan dengan nasih putih hangat dan ditambah dengan lalapan petai, menjadi lebih nikmat,\"ungkapnya. Untuk diketahui masakan tradisional dari suku pekal ini dapat dikatakan makanan tradisional dari alam yang sehat. Karena proses memasak sama sekali tidak menggunakan minyak dan bahan bakunya sendiri diambil dari alam hutan.(**)

Tags :
Kategori :

Terkait