BENGKULU, BE – Pondok Pesantren Pancasila merupakan pesantren pertama yang ada di Provinsi Bengkulu. Pesantren ini beralamatkan dijalan Rinjani, RT 10, Gading Cempaka, Kecamatan Singgaran pati, Kota Bengkulu. Pembangunan pesantren ini tidak lepas dari peran serta Presiden Indonesia ke dua alm Soeharto, seperti yang dikisahkan KH Daroini (76) kyai sesepuh Pondok Pesantren Pancasila, Selasa (9/2). “Nama pancasila merupakan pemberian dari Presiden Soeharto. Nama ini diambil untuk menunjukan bahwa pesantren pancasila tidak terikat dengan apapun baik ormas islam, suku, apa lagi partai politik, ” terangnya. Pada tahun 1971 Indonesia sedang menghadapi pemilu yang saat itu diikuti oleh 10 kontestan yaitu Partai Khatolik, Partai Serikat Islam, Partai Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Golongan Karya, Partai Musyawarah Rakyat Banyak, Partai Nasional Indonesia, Partai Islam Perti, dan Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia. Tahun 1971 Provinsi Bengkulu untuk pertama kali menerima bantuan Presiden Soeharto sebesar Rp 50 juta untuk membantu pengembangan kehidupan beragama. Saat itu pemerintahan gubenur Ali Amin. “Mungkin itu jumlah yang kecil untuk saat ini namun jumlahnya yang sangat besar untuk saat itu. Sebagai perbandingan kerupuk saat itu harganya hanya 5 rupiah sedangkan saat ini paling murah 500 rupiah, ” katanya. Saat itu nama agama yang muncul hanyalah Islam karena itu besar dugaan saya bahwa dana itu sepenuhnya digunakan untuk membangun pesantren ini. Karena apa bila dana itu ingin di bagikan ke daerah maka besar kemungkinan akan menimbulkan keributan mengingat kondisi yang masih sangat panas saat itu. “Saya kesini pada tahun ke 3 sekitar akhir 1977 sedangkan pesantren ini mulai beroperasi tahun 1974 karena itu sedikit banyak saya mengetahui sejarah pesantren ini” katanya. Pada awal pendiriannya kebanyakan pengelola dari pesantren ini adalah orang-orang dari pemerintah daerah karena itu walaupun swasta namun sebenarnya dikuasai pemerintah saat itu. Karena ini merupakan pesantren pertama yang ada di Provinsi Bengkulu sedangkan tidak ada orang dari basis pesantren sehingga pengelolaanya sama seperti pengolaan sekolah umum. “Awal saya kesini (1977) pesantren ini masih seperti sekolah umum belum memiliki masjid ataupun musala,” katanya. Sebagai bentuk dari pengembangan kehidupan beragama maka diutuslah 2 anak dari setiap Kecamatan se-Provinsi Bengkulu untuk nyantri dipesantren pancasila sehingga saat itu jumlah santri angkatan pertama sekitar 150 orang. Saat ini Pondok Pesantren Pancasila sudah mempunyai SMP, MTS, SMA, MA dengan santri sekitar 500 santri dan telah menjalin kerja sama dengan berbagai intansi. (Mg-11)
Soeharto dan Kisah Berdirinya Pesantren Pancasila
Selasa 09-02-2021,19:29 WIB
Editor : Iyud Mursito
Kategori :