BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Serangan hama ulat Grayak yang terjadi di beberapa wilayah di Provinsi Bengkulu dikhawatirkan membuat produksi jagung menurun. Sehingga harga jagung diprediksi akan mengalami kenaikan.
Pakar Ekonomi Universitas Bengkulu, Prof Dr Kamaludin MM mengatakan, harga jagung diperkirakan akan memasuki level kritisnya pada pekan ketiga Januari sampai akhir Februari 2020 ini stok yang makin menipis. Panen raya yang diprediksi mundur dan hambatan pengeringan jagung selama musim hujan pun turut berkontribusi naiknya harga jagung. Ditambah lagi saat ini ribuan hektare tanaman jagung di sejumlah wilayah diserang hama ulat Grayak. Sehingga berakibat pada meningkatnya harga jagung.
\"Saat ini stok jagung juga sudah menipis, belum lagi panen raya terlambat karena masa tanam mundur akibat kemarau panjang. Saya perkirakan pasokan akan mulai normal pada pertengahan Maret, sehingga harganya sebelum maret ini akan naik,\" kata Kamaludin, kemarin (12/1).
Volume produksi jagung di Bengkulu hanya mencapai 86,441 ton per tahun dan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan. Keterbatasan produksi turut dipengaruhi hambatan pengeringan lantaran musim hujan yang masih terjadi di sebagian besar sentra produksi pada Februari. Sehingga harga dikhawatirkan akan terus merangkak naik di tengah perkiraan panen puncak yang mundur.
\"Di beberapa daerah harga jagung sudah di atas Rp 5.000 per kilogram, saya khawatir jika panen mundur dan stok menipis harga akan terus naik,\" ujarnya.
Ia menambahkan, di luar kebutuhan peternak mandiri, kebutuhan jagung di Bengkulu berkisar di angka 5 ribu-6 ribu ton per bulan. Namun, penggunaan jagung simpanan pabrik akan mengakibatkan stok terus tergerus. Hal ini disebutnya bakal menyebabkan kenaikan harga dan memicu perebutan pasokan jagung di lapangan antara pabrik dan peternak ayam.\"Yang perlu diperhatikan adalah nasib peternak UMKM karena kemampuan finansial dan kapasitas penyimpanan jagung mereka sangat terbatas,\" tutupnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, Ir Yenita Saiful MSi mengemukakan, dalam rangka menjaga stok jagung, pemerintah akan membangun sarana pendukung pasca panen pada 2020. Fasilitas seperti silo dan dryer (pengering) bakal disiapkan untuk menjamin ketersediaan jagung sepanjang tahun.\"Jadi kita pastikan stok jagung di daerah akan tetap aman dan terjamin, sehingga harganya tidak naik,\" tutupnya.(999)