MUARA KEMUMU, bengkuluekspress.com - Puluhan murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 08 Air Punggur Kecamatan Muara Kemumu, Kabupaten Kepahiang mengalami kesulitan menuju sekolahnya. Pasalnya, hujan empat hari terakhir membuat jalan menuju sekolahan mengalami longsor, serta banjir akibat meluapnya sungai yang harus diseberang murid setiap harinya. Dampaknya siswa terpaksa berjalan kaki hingga 1 jam lamanya untuk bisa sampai ke sekolah.
\"Puluhan murid disini harus berjalan kaki menuju sekolah dengan waktu tempu dari 30 menit hingga 1 jam. Maklum mereka tinggal di kawasan hutan. Setiap hari murid berjalan kaki ke sekolah,\" tutur Hendri Afrizal, Kepsek SDN 08 Air Punggur.
Perjuangan berat untuk sampai di sekolah sudah bertahun-tahun dijalani murid-murid SD Negeri 08 di Dusun Air Punggur Desa Batu Bandung. Sejak berdiri, belum ada pembangunan jalan dan jembatan di kawasan tersebut. Maka dimusim panas, jalan menjadi berdebu, sedangkan musim hujan jalan berubah mengalami banjir hingga longsor.
Dikatakan Hendri, siswa-siswinya harus berjalan kaki, karena kebanyakan menetap dipondok kebun bersama orang tuanya. Tentunya, anak-anak mesti berjalan kaki di tengah hutan agar bisa sampai ke sekolah, akses jalan masih tanah, serta menyeberangi sungai. \"Sungai kalau lagi kemarau aliran kecil, tapi saat hujan maka bisa menjadi besar dan deras,\" tuturnya.
Bukan hanya murid, kesulitan berangkat ke sekolah. Hal sama juga dialami tenaga pendidik hingga Kepala Sekolah (Kepsek) Hendri. Keberadaan sekolah yang sangat jauh dari pusat perkotaan membuat guru membutuhkan waktu cukup panjang. Terlebih bila musimpenghujan seperti sekarang. Akses jalan tertimbun longsor hingga membuat guru harus memutar cukup jauh agar dapat sampai kepada tujuan. \"Kalau banjir dan longsor terjadi maka jalannya mutar jauh,\" sebutnya.
Meskipun demikian, Hendiri memasatikan proses belajar mengajar kepada 25 murid disekolahan tetap berjalan dengan baik. Karena, dapat ditangani oleh tiga guru yang setiap harinya menetapkan disekolah. \"Belajar mengajar tetap jalan dengan baik. Kita ada tiga guru yang tinggal disekolah,\" ucap Hendri.
Selain akses jalan sulit, SDN 08 Muara Kemumu juga kekurangan sarana prasarana (sarpras) pendukung. SD yang berdiri di lahan seluas 500 meter persegi ini tak memiliki fasilitas penunjang yang memadai. Tidak ada jaringan listrik, apa lagi jaringan internet. Jumlah pelajarnya pun minim bahkan banyak fasilitas yang sudah disediakan tak lagi bisa terpakai. (320)