BENGKULU, BE - Wakil Walikota Dedy Wahyudi SE MM menargetkan angka kemiskinan di Kota Bengkulu turun 12 persen pada 2020. Hal ini terungkap saat kegiatan Lokakarya Pengendalian Kegiatan Neraca Statistik, Analisis Stastistik, Lintas Sektoral dan Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik, di hotel Raffles City, kemarin (9/12).\"Nanti dengan seluruh OPD kita keroyokan untuk mengentaskan kemiskinan,\" ujar Dedy.
Menurutnya, data dari BPS memiliki kekeliruan terkait penentuan acuan garis kemiskinan di kota bengkulu yang berkisar Rp 642 ribu untuk angka pendekatan konsumsinya, sedangkan di kabupaten tetangga hanya berada di angka Rp 300 hingga Rp 400 ribu.Kemudian untuk angka kemiskinan juga memiliki kekliruan, karena versi data BPS kemiskinan di Kota Bengkulu mencapai 20 ribu, dari hasil Basis Data Terpadu (BDT) menyatakan hanya 15 ribu KK.
\"Berarti ada selisih 5 ribu, makanya saya dan termasuk Pak Wali tidak percaya Kota ini penyumbang angka kemiskinan terbesar,\" ungkapnya.
Oleh sebab itu, untuk menekan angka kemiskinan di Kota Bengkulu ini, Pemkot akan menjalankan cross cutting program atau program lintas sektoral. Melalui program ini maka setiap OPD diminta menjalankan perannya masing-masing, semisal ada satu keluarga yang mengalami kemiskinan disebabkan rumahnya yang tak layak huni, maka Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman harus menyalurkan program bedah rumah ke warga tersebut. Begitu juga semisal ada warga yang pendidikannya rendah, sehingga pihak Dinas Pendidikan diminta memberikan beasiswa kepada warga yang dimaksud.
\"Contohnya lagi, dia miskin karena usaha gak maju-maju, maka kita suntik permodalan Samisake. Kemudian, kita ada Baznas yang setiap bulannya bisa terkumpul Rp 500 juta, maka bisa kita bantu dengan itu. Dengan adanya kerjasama lintas sektoral ini maka pihaknya optimis setiap tahun angka kemiskinan di Kota Bengkulu akan menurun,\'\' jelasnya. (805)