Uji Sampel Masih Standar Mutu

Sabtu 07-12-2019,09:26 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Soal Biota Laut Mati, PLTU Disidak DPRD Provinsi

BENGKULU, bengkuluekspress.com – Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu merespon informasi dari masyarakat, jika banyak ditemukan biota laut seperti penyu dan ikan di seputaran tempat pembuangan Air Bahang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 X 100 MW Bengkulu.

Pada Jumat (6/12) siang hingga petang hari, rombongan Komisi III yang terdiri dari Ketua Komisi III, Sumardi, Wakil Ketua, Andaru, Sekretaris, Erwin dan anggota Edwar Samsi, Billy, dan Yurman Hamedi bergerak menemui pihak manajemen PT. Tenaga Listrik Bengkulu (PT. TLB) yang ditemui langsung HSE PT. TLB, Zulhelmi.

“Kita melakukan Sidak ke PLTU menyikapi informasi-informasi dari masyarakat baik dari melalui media cetak, televisi dan online. Kita ingin tahu pasti apa yang terjadi di lapangan itu. Oleh karena itu, kita bawa juga Kepala Dinas LHK, Kadis ESDM agar bisa melihat langsung ke sini,” ujar Sumardi.

Sidak tersebut diawali dengan menggelar rapat bersama dengan pihak manajemen. Dalam rapat tersebut, dewan meminta penjelasan dari pihak perusahaan berkaitan dengan fenomena yang terjadi sekarang ini mengenai adanya dugaan penyu mati karena limbah dari PLTU. Hal tersebut juga langsung dijawab oleh pihak PLTU bahwa mereka secara rutin melakukan pengecekan dan pemantauan serta melakukan uji lab baik dilakukan internal maupun dari DLHK Provinsi.

Selanjutnya, rombongan langsung turun ke lapangan melihat terkait dengan air pembuangan limbah PLTU tersebut. Bahkan, dengan tim dari Lab DLH kembali diambil sampel air untuk diuji di lokasi. Dari hasil tes tersebut didapati hasil jika masih dibawah standar baku mutu. “Ketika tidak, maka akan kita katakan tidak, tidak terkontaminasi,” sampai Sumardi.

Sumardi menjelaskan, kematian penyu tersebut banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Seperti ada oknum-oknum tertentu yang sengaja membuang penyu mati di lokasi seputar PLTU, ada penyu yang masuk jaring kemudian dibuang di kawasan PLTU atau juga karena sebab dari limbah PLTU. “Penyu mati itukan banyak ragam kemungkinan, ada orang sengaja bunuh penyu dibuang ke sini, ada penyu masuk jaring dibuang di sini, ada kemungkinan juga akibat dari limbah PLTU. Untuk itulah, perlu dilakukan pengujian lebih lanjut,” sampai Sumardi.

Sumardi mengakui, berdasarkan hasil uji langsung di lokasi bersama dengan tim lab DLHK, diketahui jika dua titik sampel yang diambil semuanya masih dibawah standar baku mutu. “Kita melihat alat ukur yang ada masih di bawah ambang batas mutu lingkungan yang distandarkan oleh perundang-undangan yang berlaku. Tetapi kita nanti juga akan membawa pembanding yang lain, makanya kita ambil sampel,” terang Sumardi.

Dua titik sampel air yang diambil juga langsung dibawa anggota Komisi III yang rencananya akan dilakukan uji lab. Nantinya data tersebut akan dijadikan sebagai pembanding dari hasil lab yang dilakukan DLHK. “Ya sampel ini akan kita lakukan pengujian juga di lab lain untuk data pembanding kita juga nantinya,” tambah Edwar Samsi.

Sementara Sekretaris Komisi III, Erwin menambahkan, dari Sidak yang dilakukan pihaknya di seputaran Air Bahang, mereka juga melihat ada masyarakat yang memancing persis di atas bebatuan depan Air Bahang. Menurutnya, hal itu juga salah satu yang mengindikasikan jika kawasan tersebut tidak tercemar. “Kalau ini pencemaran dampak lingkungan, tidak mungkin ada orang mancing di sini. “Secara visual ada orang mancing, kalau ada dampak limbah tidak mungkin ada yang mancing,” sampai Erwin. (**)

Tags :
Kategori :

Terkait