CURUP, BE - Untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Rejang Lebong, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rejang Lebong mengaku kesulitan dalam mencari sumber air.\"Dalam menangani masalah kebakaran hutan dan lahan di Rejang Lebong, kendala yang paling kita rasakan adalah kesulitan mencari sumber air,\" sampai Kepala BPBD Rejang Lebong, Basuki SSos saat dikonfirmasi Rabu (4/9) kemarin.
Menurut Basuki, mereka kesulitan dalam mencari air tersebut seperti saat mereka menangani beberapa kali kebakaran hutan dan lahan yang terjadi Kabupaten Rejang Lebong. Akibat tak adanya sumber air dilokasi sekitar tempat kebakaran sehingga penanganan yang mereka lakukan hanya secara manual saja.
\"Karena tidak adanya sumber air, jadi kita memadaman api yang membakar hutan dan lahan dengan peralatan manual saja,\" aku Basuki.
Sementara itu, terkait dengan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Rejang Lebong sendiri, menurut Basuki hingga awal September 2019 ini saja, BPBD Rejang Lebong sudah menerima 10 laporan kebakaran hutan dan lahan dibeberapa kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong, dimana menurutnya 10 kebakaran hutan dan lahan tersebut sudah mereka tangani
\"Sebagian besar kebakaran yang terjadi adalah kebakaran lahan, namun yang baru-baru ini adalah kebakaran di TNKS dan sudah diatasi oleh petugas kita,\" tambah basuki.
Terkait dengan potensi kebakaran hutan dan lahan sendiri, Basuki mengaku hingga saat ini potensi kebakaran hutan dan lahan masih ada di Kabupaten Rejang Lebong. Dimana menurutnya beberapa kecamatan yang berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan tersebut ada di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kecamatan Kota Padang dan Kecamatan Sindang Kelingi.
\"Salah satu upaya kita dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan yaitu dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat salah satunya meminta masyarakat tidak membuka lahan dengan cara dibakar,\" demikian Basuki.(251)