BENGKULU, Bengkulu Ekspress – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu akan membeli 721 unit sepeda motor jenis bebek. Ratusan sepeda motor yang akan dibeli menggunakan APBD tahun ini sebesar Rp 13 miliar itu, akan diberikan kepada seluruh tenaga penyuluh pertanian di Provinsi Bengkulu.
“Pengadaanya tahun ini,” terang Kepala Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gunarwan kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (4/8).
Dikatakannya, pengadaan motor tersebut sebagai bentuk janji gubernur kepada tenaga penyuluh dalam rapat koordinasi tenaga penyuluh se-Provinsi Bengkulu pada tahun lalu. Meski demikian, pengadaan sepeda motor tersebut akan terlebih dahulu diusulkan pada APBD perubahan tahun ini dengan rencana anggaran Rp 13 miliar. “Di APBD-P nanti dianggarkan,” tambahnya.
Ricky mengatakan, untuk satu unit motornya tersebut akan dibeli dengan harga sekitar Rp 17 juta. Dipilihnya sepeda motor jenis bebek sendiri, agar penggunaan sepeda motor tersebut bisa masuk kesemua medan. Dengan demikian, pendampingan tenaga penyuluh tersebut kepada para petani di Provinsi Bengkulu bisa lebih maksimal dan menyeluruh. “Kita berharap, kinerja tenaga penyuluh ini nanti bisa lebih maksimal,” tutur Ricky.
Tidak hanya itu, Ricky menyebutkan, selain untuk meningkatakan dalam penyuluhan, pengadaan sepeda motor itu juga untuk menghindari kecemburuan sesama penyuluh. Sehingga tidak ada perbedaan antara penyuluh yang berstatus sebagai PNS, THL atau penyuluh bantuan.“Semua tenaga penyuluh sama, kita berikan fasilitas yang sama,” tegasnya.
Menurutnya, peningkatan ekonomi petani dengan upaya pendampingan itu memang penting dilakukan. Terlebih itu, tenaga penyuluh juga ditutut untuk terus meningkatan kualitas SDM pertanian. Dengan demikian, performance penyuluh bisa meyakinkan, agar para petani mau mendengar dan melaksanakan yang disampaikannya. “Ketika para petani ini diberikan arahan, dengan bercocok tanam yang baik. Maka yakinlah, kualitas pertanian bisa lebih meningkat. Dampaknya tentu, peningkatan ekonomi masyarakat,” tutup Ricky. (151)