Banjir Tinggalkan Genangan Lumpur

Senin 29-04-2019,14:12 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

KEPAHIANG, Bengkulu Ekspress– Banjir bandang akibat luapaan sungai Musi di Desa Tanjung Alam dan Desa Air Hitam sudah surut. Namun sisa banjir meninggalkan genangan lumpur yang menumpuk di jalan raya dan rumah-rumah warga. Korban banjir sudah kembali ke rumah untuk membersihkan kediamannya dari genangan lumpur.

“Penanganan darurat sudah berjalan, transportasi sudah normal, dapur umum, air bersih ada, pembersihan rumah terdampak,” ungkap Kepala BPBD Kepahiang, Ir Topik, Minggu (28/4).

Selain merendam ratusan rumah, banjir bandang sejak Jum’at (26/4) sore menelan korban 4 orang warga. Satu berhasil diselamat warga, sementara 3 orang lainnya belum ditemukan hingga saat ini. “Warga Suro yang hanyut dua orang belum ditemukan, kami warga sekitar masih melakukan pencarian,” ungkap Ojik, warga Desa Suro. Empat warga dilaporkan hanyut terserang derasnya air sungai Musi.

Tiga warga pengelola dan penjaga kerambah ikan di danau Suro hanyut saat Sungai Musi meluap. Ketiganya, Saripudin (43) warga Desa Suro Ilir, Ujan Mas. Kirno Santoso (35), petani Desa Suro Ilir dan Rohim (50) warga Desa Simpang Kota Beringin, Merigi belum ditemukan hingga kini. Saripudin berhasil diselamatkan warga, namun dua rekannya belum ditemukan hingga kemarin.

Kemudian Sabtu siang (27/4) Taupi Hanauli (33) warga Desa Pagar Gunung, Kecamatan Kepahiang hanyut terseret derasnya arus sungai Musi.

Bupati Tinjau Lokasi

Sementara itu, Bupati Kepahiang, Dr Ir Hidayattullaah Sjahid MM IPU dan rombongan pun turun untuk meninjau lokasi banjir sekaligus menyerahkan bantuan berupa sembako kepada warga yang tertimpa banjir, khususnya di wilayah Desa Air Hitam dan Desa Tanjung Agung Kecamatan Merigi. “Kejadian ini merupakan musibah yang tidak dapat kita hindari. Kita berharap masyarakat dan keluarga yang tertimpa musibah banjir ini bisa menerima dengan lapang dada, Pemkab Kepahiang akan berupaya untuk memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan,” sampai Bupati saat meninjau lokasi banjir di Desa Tanjung Alam dan Desa Air Hitam, kemarin (28/4).

Bencana yang luar biasa ini tidak hanya terjadi di wilayah Kabupaten Kepahiang. Tetapi juga terjadi di Kota Bengkulu, Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Bengkulu Selatan, dan wilayah Kabupaten Kaur. Dalam kunjungannya, Bupati berharap, khususnya masyarakat Kabupaten Kepahiang agar sadar terhadap lingkungan hidup dengan menjaga dan melestarikan hutan. Sebab, hutanlah yang bisa menyerap air, oleh karena itu mari menjaga hutan di Bumi Sehasen ini. “Masyarakat harus sadar kenapa terjadinya banjir. Faktor utama adalah hutan kita sudah banyak yang dirusak, dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Lanjutnya, jembatan di Desa Tebat Monok yang nyaris ambruk diterjang sungai Musi adalah salah satu jembatan penghubung Kepahiang-Bengkulu. Oleh karena itu, Pemkab Kepahiang melalui Dinas PUPR akan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu, terkait dengan kondisi jembatan tersebut. “Kondisi jembatan ini menjadi perhatian kita bersama, kita akan berkoordinasi dengan Pemprov untuk tindak lanjut perbaikannya, kita harap jembatan tersebut ada perbaikan,” demikian Bupati.(320)

Tags :
Kategori :

Terkait