BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bengkulu berhasil memberdayakan perempuan di Bengkulu untuk lebih mandiri secara ekonomi dalam mengembangkan industri rumahan dan menghasilkan uang. Setidaknya ada 1.700 orang perempuan telah tergabung di 15 Kelompok Lembaga Pembinaan Wanita (LPW) Melati yang telah dibentuk Kadin sejak beberapa tahun terakhir.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa) RI, Prof DR Yohana Susana Yembise Dip Apling MA mengaku cukup senang dengan gebrakan yang dilakukan oleh Kadin Bengkulu, karena telah sesuai dengan program prioritas Kemen P3A, yaitu akhiri kesenjangan ekonomi kaum perempuan.
Ia berharap pemberdayaan ekonomi perempuan di Bengkulu bisa menjadi salah satu model yang dapat ditiru di tingkat nasional. \"Kita punya program prioritas three end dimana yang ketiga adalah mengakhiri kesenjangan ekonomi kaum perempuan, saya rasa ini bisa menjadi salah satu model yang dapat ditiru di tingkat nasional,\" kata Yohana meresmikan 15 centra kerajinan kelompok LPW Melati Bengkulu di GOR Sawah Lebar Kota Bengkulu, Kamis (11/4).
Diakuinya, pemberdayaan ekonomi perempuan di Bengkulu merupakan salah satu hal positif yang dapat dibawa oleh daerah ini. Sehingga Bengkulu tidak selalu dipandang sebagai daerah yang kental dengan kasus kekerasan.\"Jangan kita pikirkan kasus kekerasan perempuan saja, karena kita tidak bicara mengenai kasus kekerasan terhadap perempuan saja, karena ada juga pemberdayaan perempuan, kalau ini yang dimaksimalkan maka Bengkulu akan maju, modern, dan sejahtera,\" tegas Yohana.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah MMA mengaku bangga terkait keberadaan Kadin Bengkulu yang telah memberdayakan perempuan dengan potensi lokal yang ada. Karena menurutnya, pemberdayaan ekonomi perempuan dapat dijadikan sebagai jalan keluar yang tepat untuk menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan di Bengkulu.
\"Kalau perempuan di Bengkulu diberdayakan secara ekonomi, maka mereka akan mandiri dan bisa menghasilkan uang sendiri, jadi tingkat kekerasan terhadap perempuan juga bisa ditekan,\" ujar Rohidin.
Melihat banyaknya sisi positif dari pemberdayaan ekonomi perempuan, Rohidin berharap seluruh OPD di Provinsi Bengkulu dapat mensinergikan berbagai kegiatannya dalam memberdayakan perempuan. Sehingga berbagai produk yang dihasilkan oleh perempuan-perempuan ini bisa semakin dikenal.
\"Kalau ada kunjungan kerja dari luar daerah, fasilitasi dan berdayakan perempuan LPW ini agar seperti dengan pameran produk, sehingga produk yang dibuat ibu-ibu ini semakin terkenal dan nantinya layak dipasarkan ke luar negeri juga,\" harap Rohidin.
Ketua Kadin Bengkulu, Wehelmi Ade Tarigan mengatakan, pihaknya sengaja memberdayakan perempuan di Bengkulu dengan harapan agar lebih mandiri dan bisa meningkatkan ekonomi keluarganya. Selain itu, pihaknya berharap perempuan yang selama ini tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran dapat dibina sehingga lebih berdaya guna bagi keluarganya.
\"Kami memberikan pembinaan kepada Perempuan ini tidak meminta bantuan dari Pemda, kami melakukan pelatihan dan pendidikan secara mandiri,\" tutur Ade.
Diakui Ade, pihaknya telah membina sebanyak 15 kelompok LPW Melati untuk memproduksi produk bernilai ekonomi. Beberapa produk yang berhasil diproduksi oleh LPW Melati ini mulai dari batik, aneka keripik, pakaian jahit, abon ikan dungun, kentang solsilo, tirai penganting dan jambar, peralatan hotel dan aksesoris, boneka adat minitiatur pengantin Bengkulu, pakaian bordir, torakurma dan terakurma, ikan dungun presto, bolu fatmawati, kerupuk ikan, juada tat, dan bilik pengantin adat Bengkulu.\"Semua ini bisa berhasil berkat trobosan yang dilakukan oleh Gubernur Bengkulu, semoga ini bisa menjadi percontohan nasional,\" tutupnya.(999)