Poltekkes SosialisasiJurusan Profesi Ners

Sabtu 06-04-2019,11:05 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Para orang tua dari mahasiswa dan mahasiswi yang mendaftar di jurusan keperawatan melayangkan protes ke pihak Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Bengkulu. Pasalnya, dari pendaftaran awal masuk kuliah, para mahasiswa mendaftar ke jurusan S1 Keperawatan.

Namun setelah berjalan dua semester, program jurusan S1 Keperawatan harus berubah dengan Sarjana Terapan Keperawatan Ners. Para orang tua yang dikumpulkan pihak kampus melalui sosialisasi tahapan penyelenggaraan program studi profesi Ners, menyayangkan sosialisasi itu tidak dilakukan sejak awal masuk para mahasiswa baru.

\"Ini memang ada mis komunikasi. Harusnya memang disampaikan sejak awal,\" ujar salah satu orang tua mahasiswa, Rafles Valendo kepada Bengkulu Ekspress, usai mengikuti sosialisasi di Poltekkes Kemenkes Bengkulu, kemarin (5/4).

Dikatakannya, sejak awal pihak kampus menjanjikan S1 Keperawatan dengan dibuktikan saat pendaftaran kuliah adanya registrasi S1 Keperawatan. Termasuk wawancara juga penyebutannya masih S1 Keperawatan. Rafles mengatakan, dari sosialisasi itu, pihak kampus mengklaim ada kesalahaan pihak tim IT website.\"Tapi tadi sudah dijelaskan, hanya ada perbedaan penyebutan saja. Kalau S1 Keperawatan itu untuk Universitas dan Sarjana Terapan Keperawatan Ners itu untuk Poltekkes Kemenkes,\" ungkapnya.

Tidak hanya itu saja, dalam penerapan S1 Keperawatan dengan Sarjana Terapan Keperawatan Ners juga berbeda biaya semesteran atau biaya kuliah tunggal (BKT). Selama ini para mahasiswa dan mahasiswa yang berjumlah sekitar 40 orang yang sudah masuk dua semester itu telah membayar dengan biaya S1 Keperawatan sejumlah Rp 6.050.000 persemesternya.

Sementara Sarjana Terapan Keperawatan Ners biaya semesterannya hanya Rp 4,6 juta persemesternya. Rafles mengatakan, hasil kesepakatan dalam sosialisasai itu, kelebihaan pembayaran itu akan dibayarkan untuk kekurangan pembayaran pada semester selanjutnya.

\"Jadi tadi sudah disampaikan. Uang lebihnya itu tidak dikembalikan, tapi digunakan untuk menambah kekurangan biaya semesteran berikutnya,\" tuturnya.

Atas beberapa penjelasan dari pihak kampus, para orang tua tinggal menentukan pilihannya, untuk melanjutkan atau tidak dikampus tersebut. Rafles menegaskan, anaknya akan tetap melanjutkan pendidikan di kampus tersebut. \"Karena sudah dijelaskan, jadi sudah clear. Kalau anak saya tetap melanjutkan. Karena sama saja serjananya, hanya beda penyebutannya saja,\" tegasnya.

Sementara itu, Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Dahrizal mengatakan, memang ada mis komunikasi atara pihak kampus dan para mahasiwa. Sehingga diperlukan sosialisasi, agar para orang tua bisa memahami. Mengingat di Poltekkes Kemenkes itu tidak ada S1 Keperawatan, tapi yang ada Sarjana Terapan Keperawatan Ners

\"Itu yang membedakan antara Universitas pada umumnya dengan Poltekkes Kemenkes. Jadi memang sebelumnya itu ada kesalahan tim IT, yang harus segera kami perbaiki saat ini dengan mengumpulkan semua orang tua dan kami meminta maaf atas keselahan tersebut,\" ujar Dahrizal.

Dehrizal menegaskan, antara S1 Keperawatan dengan Sarjana Terapan Keperawatan Ners itu sejajar atau sama. Hanya yang membedakan pengambilan tempat kulianya saja. \"Sama dengan SMA dan SMK itu, sama atau sejajar. Nah begitu juga dengan S1 Keperawatan dengan Sarjana Terapan Keperawatan Ners itu sama saja,\" paparnya.

Selain penyebutan berbeda, untuk titel serjana juga berbeda. Jika SI Keperawatan dengan titel nama belakang SKep, maka Sarjana Terapan Keperawatan Ners dengan titel nama belakang STr.Kep. Dahrizal menegaskan, kedepan tidak lagi menjadi STr.Kep tapi dengan tambahan nama depan NS.\"Kedepan akan seperti itu, ada NS-nya sebelum nama,\" terangnya.

Lanjut Dahrizal bahwa Sarjana Terapan Keperawatan Ners itu memang baru ada di Provinsi Bengkulu. Selain di Bengkulu, juga ada di Semarang. Untuk di Sumatera ini, program pendidikan Kemenkes itu hanya ada di Provinsi Bengkulu.

\"Jadi memang berat bisa dapat ini. Karena dari sisi biaya kuliahnya juga lebih murah dibanding universitas. Jika setahunnya di universitas bisa sampai Rp 21 juta, tapi untuk di Kemenkes hanya sekitar Rp 11 jutaan. Jadi memang lebih murah,\" ungkapnya.

Atas beberapa penjelasan tersebut, pihak kampus tinggal menyerahkan keputusan tersebut kepada para orang tua dan mahasiwa. Karena memang program pendidikanya tidak ada perbedaan antara S1 Keperawatan dengan Sarjana Terapan Keperawatan Ners. \"Kita sudah jelaskan, tidak ada perbedaan sarjana, SKS-nya sama. Yang melanjutkan kami persilakan, tidak juga tidak apa-apa,\" pungkas Dahrizal. (151)

Tags :
Kategori :

Terkait