Pemecah Ombak Tuntas 2015

Senin 11-02-2013,16:12 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

ARGA MAKMUR, BE – Proses pembangunan pemecah ombak di Pusat Pelabuhan Ikan (PPI) Kecamatan Air Napal diakui Kepala Dinas DKP Bengkulu Utara (BU) Agus Harianto SE MM, proses penyelesaian pengerjaannya sampai tahun 2015 mendatang. Pembangunan tersebut sudah dimulai sejak tahun 2009 lalu. Ditegaskannya, selagi pembangunan itu belum tuntas, nelayan dilarang mendekati kawasam tersebut.

\"Soal Pemecah ombak itu, kita tidak tahu pasti berapa pendanaan yang dibutuhkan dan yang sejauh mana anggarannya sudah diserap. Saat ini masih tahap pengerjaan untuk penyelesaian,\" terang Agus Harianto.

Menurutnya, larang bagi nelayan yang dikeluarkan pihaknya itu merupakan langkah untuk menghindari kerugian lanjutan akibat adanya perahu yang menabrak break water. Proses pembangunannya sudah mulai berjalan, jika program tersebut telah terwujud sesuai rencana awal, maka diyakini selain akan menjadikan daerah itu sebagai pusat pelabuhan perikanan, juga menjadi daerah eko wisata dan wisata kuliner. Selanjutnya akan berdampak positif terhadap perkembangan ekonomi masyarakat sekitar, khususnya lagi nelayan.

\"Apabila pembangunannya sudah terwujud dan telah menjadi pelabuhan yang berkonsep eko wisata dan wisata kuliner. Pastinya tidak hanya jual beli dan lelang ikan saja yang bertransaksi di pelabuhan ini nantinya, tetapi juga bisnis-bisnis lainnya, karena wilayah ini juga akan menjadi tempat wisata dan berkuliner,” jelasnya.

Sementara itu, pihak DKP BU menghimbau nelayan di pesisir pantai di Air Napal untuk melakukan pengamanan terhadap sarana dan prasarana nelayan. Karena ketika melaut akibat cuaca ekstrim saat ini sedang dalam kondisi yang tidak baik untuk keberadaaan di laut, meski disaat angin selatan yang bertiup yang tidak begitu menimbulkan gelombang yang cukup tinggi, namun beberapa nelayan yang ada dikabupaten Bengkulu Utara masih takut untuk melaut, meski demikian diketahui untuk hasil tangkapan ikan diakuinya masih normal. \"Kewaspadaan para nelayan diutamakan, meski mereka sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini namun beberapa nelayan mengaku masih takut untuk melaut,\" terangnya.

Ia juga menambahkan gelombang laut setinggi tiga meter sangat berbahaya bagi perahu, kapal bermotor dan tongkang. Hingga saat ini nelayan diminta tetap waspada karena gelombang setinggi itu diperkirakan tetap akan terjadi pada angin barat meski saat ini angin selatan masih bertiup hingga ketinggian gelombang masih tahap normal antara 1 hingga 1,5 meter. (117)

Tags :
Kategori :

Terkait