BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) menjadi penentu kelulusan bagi para siswa. Kegiatan USBN pun dinilai penting dan menjadi perhatian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Untuk itu, Kemdikbud mengerahkan sejumlah pegawainya dengan membentul tim untuk meninjau persiapan pelaksanaan USBN di daerah, tak terkecuali di Bengkulu.
\"Ada dua orang yang ditugaskan ke Bengkulu, dan kita berada di sini (Bengkulu,red) selama tiga hari kedepan,\" ungkap Anggota Tim Monitoring dari Direktorat Subdit Pembelajaran dan Penilaian Kemdikbud Meta Restutiani kepada Bengkulu Ekspress kemarin (4/3).
Dikatakannya, ada 104 sekolah se-Indonesia, yang dikunjungi tim untuk monitoring. Di Bengkulu, hanya dua sekolah yang dipantau, salah satunya SMAN 2 Kota Bengkulu. Monitoring ini bertujuan untuk pendampingan pra USBN dan USBN. Tujuannya hanya memonitoring apakah pelaksanaan USBN di Bengkulu sudah sesuai dengan Prosedur Operasional Standar (POS) Ujian Nasional.
Kemudian, sejauhmana keterlibatan dewan guru dalam keterlibatan pembuatan soal USBN, serta bagaimana kesiapan siswa/siswi dalam menghadapi USBN. Walau Bengkulu sudah melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Pelaksanaan USBN masih berbasis kertas dan pensil. Hal ini dinilai wajar karena keterkaitan pengadaan sarana dan prasarana yang belum memadai, selain kendala jaringan.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 2 Kota Bengkulu Mut Marsudi membenarkan, sekolahnya kedatangan tim monitoring Kemdikbud. Untuk melakukan observasi atas persiapan dan pelaksanaan USBN hingga usai ujian.
Dibeberkannya, persiapan USBN telah dimantapkan. Sekolah pun tengah melakukan persiapan penggandaan soal ujian tersebut. Penyusunan soal persiapan USBN telah dibuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, bekerjasama dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah tingkat SMA.
Dari pemantauan yang dilakukan, ia menyarankan persiapan USBN mulai memverifikasi surat tugas dan kelengkapan serta penyusunan soal. \"Khusus penyusunan soal dilakukan Disdikbud, kecuali mata pelajaran PJOK, seni budaya dan lintas minat sastra Indonesia dan Inggris dibuat sekolah,\" jelasnya.
Sementara persiapan siswa dalam menghadapi ujian, sekolah memberikan belajar tambahan yang dilakukan setiap pagi sebelum jam belajar dimulai. Selanjutnya, pada ujian nanti susunan pelaksanaan USBN mengacu pada POS. Setiap satu ruang hanya berisikan 20 orang peserta. Dengan menggunakan sistem pengawasan internal tapi silang antar mata pelajaran.
Pasca ujian, hasil lembar jawaban komputer siswa/siswi akan dikoreksi dengan menggunakan alat pindai bagi soal pilihan ganda. Sedangkan, soal esai dikoreksi secara manual oleh dewan guru. Setiap mata pelajaran ada dua guru pengkoreksi. (247)