Ketua Umum Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Provinsi Bengkulu, Nurmalena mengungkapkan, harga tiket pesawat saat ini memang tengah menjadi sorotan akibat dari tingginya kenaikan harga. Ditambah lagi kebijakan dikenakannya tarif bagasi yang semakin memberatkan masyarakat. Masyarakat cenderung akan meninggalkan dua maskapai ini dan beralih ke maskapai lainnya atau bahkan mulai beralih ke moda transportasi lainnya sesuai kemampuannya.
\"Selama ini pengguna jasa penerbangan seperti Lion Air dan Citilink cukup banyak karnea harga tiket yang cukup bersahabat, namun kenaikan ini tentu berakibat fatal terutama di berbagai aspek dalam masyarakat khususnya ekonomi,\" ungkap Nurmalena, saat dikonfirmasi kemarin (13/1).
Nurmalena menilai, kenaikan harga tiket pesawat ini cukup memberatkan masyarakat dan akan berakibat pada menurunnya pertumbuhan ekonomi dalam masyarakat. Sebab menurutnya, tidak sedikit masyarakat yang menggunakan maskapai penerbangan ini untuk melaksanakan kegiatan ekonominya.\"Kenaikan harga tiket pesawat ditambah dengan dikenakannya harga untuk bagasi tentu secara langsung akan mengurangi pendapatan terutama para pengusaha yang rutin menggunakan jasa penerbangan,\" lanjut Nurmalena.
Kondisi ini juga dinilai akan memperlebar jarak relasi sosial, politik dan ekonomi antar masyarakat Indonesia itu sendiri. Apalagi maskapai Citilink atau Lion sangat banyak memiliki, bahkan menguasai rute jarak jauh dan rute perintis ke daerah-daerah di Indonesia.\"Akhirnya yang terjadi kemudian akibat penetapan tarif bagasi dan kenaikan tiket penerbangan ini menjauhkan jarak komunitas Indonesia,\" tambah Nurmalena.
Tak hanya itu, meningkatnya harga tiket pesawat ini tentu berpengaruh besar pada menurunnya jumlah kunjungan wisata dalam negeri. Kenaikan ini diprediksi akan berimbas pada menurunnya jumlah kunjungan wisatawan ke Bengkulu. Hal ini tentu bertolak belakang dengan rencana pemerintah provinsi Bengkulu untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik lokal dan mancanegara ke Bengkulu.\"Harga tiket pesawat dalam negeri semkain mahal, maka masyarakat cenderung memilih berwisata ke luar negeri. Ini bertentangan dengan program pemerintah,\" ujar Nurmalena.
Anggota ASITA Provinsi Bengkulu, Panca mengatakan, kenaikan harga tiket pesawat itu rata-rata dua kali lipat dari harga sebelumnya. Seperti contoh, penerbangan dari Bengkulu dengan semua maskapai itu naiknya dari sebelumnya Rp 400 ribu saat ini sudah lebih dari Rp 800 ribu. Khusus untuk pesawat garuda harga sudah mencapai Rp 1,5 juta paling murah dari harga sebelumnya berkisaran Rp 700 ribu untuk satu orangnya. \"Ya naiknya jauh sakali. Orang yang pesan pesawat juga sudah mulai sepi,\" terang Panca kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (13/1).
Dikatakannya, kenaikan harga tiket pesawat itu terjadi sejak dua hari yang lalu. Akibatnya, usaha travel yang dimilikinya, membuat turun drastis. Jika sebelumnya, bisa sampai 20 penumpang perhari, untuk saat ini tidak lebih dari 5 penumpang seharinya. \"Jelas turun calon penumpang kita. Karena rata-rata kaget naiknya bisa setinggi itu,\" paparnya.
Klaim Sudah Turun 60 Persen
Sementara itu, maskapai nasional yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carrier Association/INACA) mengklaim telah menurunkan tarif tiket pesawat sejak Jumat 11 Januari 2019. Beberapa maskapai sempat menaikkan harga tiket pesawat kepada para pengguna selama masa libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 (Nataru) kemarin.
Tengah Pekan Januari, Harga Pangan di Pasar Tradisional Mulai Turun PerlahanKetua Umum INACA, Ari Askhara, menjelaskan rentang penurunan harga yang dilakukan tiap maskapai berbeda-beda yakni pada kisaran 20 persen sampai 60 persen. \"Penurunannya bervariatif, bisa sampai 50 persen dan 60 persen. Yang pasti di atas 20 persen sampai 60 persen. Kita kembali ke harga normal,\" terang dia di Restoran Batik Kuring, Jakarta, Minggu (13/1).
Penurunan harga ini, tambahnya, dilakukan untuk menyesuaikan tingkat permintaan dari masyarakat terhadap tiket pesawat yang mulai kembali normal. \"Mulai Jumat sudah diturunkan untuk 6 rute, dan ini akan terus berlanjut. Kita menyesuaikan demand dan kebutuhan dari masyarakat di masing-masing daerah yang berbeda,\" ujar dia.
Penurunan harga ini telah diberikan berkat adanya penurunan biaya kebandaraan dan navigasi dari para stakeholder seperti Angkasa Pura 1 dan 2, AirNav dan Pertamina. \"Di tengah kesulitan para maskapai, kami tetap paham dan mengerti akan kebutuhan masyarakat dan kami memastikan komitmen memperkuat akses masyarakat terhadap layanan penerbangan nasional, serta keberlangsungan industri penerbangan nasional tetap terjaga,\" paparnya. (151/999)