Pemerintah Harus Bisa Atasi

Selasa 04-12-2018,14:00 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

Anjloknya Harga Sawit

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Menanggapi harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang anjlok beberapa minggu terakhir, membuat Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Bengkulu mendorong Pemerintah untuk segara membuat sejumlah kebijakan sebagai solusi. Salah satunya mengubah jalur ekspor CPO kelapa sawit dari Pelabuhan Teluk Bayur Sumatera Barat ke Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu.

\"Jika ekspor CPO masih dilakukan ke luar daerah, maka akan ada ongkos transportasi ke sana sekitar Rp 300 per liter, jelas ini berdampak pada penurunan harga beli TBS di Bengkulu,\" kata Ketua GAPKI Bengkulu, John Irwansyah Siregar, kemarin (3/12).

Selain itu, penurunan TBS juga dipengaruhi oleh pungutan ekspor yang dilakukan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit CPO dan Produk Turunannya. Selama ini, setiap ton eskpor CPO dikenakan pungutan sebesar US$50. Padahal, posisi harga CPO sudah di bawah US$500 per tonnya. Kondisi itu sangat mengkhawatirkan, terlepas dari faktor apa yang mempengaruhi penurunan harga tersebut.

\"Kami mendorong Pemerintah untuk memindahkan ekspor CPO ke Pelabuhan Pulau Baai dan mendorong Pemerintah Pusat untu menghapus pungutan ekspor sebagai solusi jangka pendek sembari seluruh pihak terus berupaya meningkatkan daya serap pasar domestik dan memperluas pasar ekspor,\" tegas John.

Ia berharap kebijakan tersebut dapat segera menaikkan harga CPO di pasar internasional. Jika masalah harga tidak ditangani segera, dampak yang dikhawatirkan adalah pemutusan hubungan kerja dan berdampak negatif terhadap petani sawit.

\"Kami doakan semoga dapat segera menaikkan harga dan memacu semangat petani yang sempat terkulai. Penurunan harga minyak sawit mentah ini berdampak langsung terhadap harga jual TBS yang menjadi andalan petani untuk dijual kepada pabrik pengolahan minyak sawit,\" tutupnya.

Sementara itu, Plt Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah MMA mengaku, berbagai upaya telah dilakukan agar kegiatan ekspor CPO bisa dilakukan melalui Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Bahkan pihaknya telah mendorong berbagai stakeholder terkait untuk menyediakan terminal curah untuk menampung CPO disana.

\"Kita putus jaringan ekspor melalui provinsi lain, kita ekspor langsung melalui Pelabuhan Baai, jelas ini akan memberikan dampak ekonomi yang cukup baik bagi petani dan daerah,\" kata Rohidin.

Realisasi ekspor CPO langsung dari Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, rencananya akan dilakukan mulai Maret 2019 mendatang. Sehingga seluruh kegiatan ekspor baik CPO maupun produk turunanya nanti akan dilakukan langsung dari Bengkulu. \"Kita imbau seluruh perusahaan pengolahan kelapa sawit di Bengkulu tidak boleh ekspor melalui provinsi lain, mulai Maret 2019, seluruh kegiatan ekspor harus melalui Pelabuhan Pulau Baai,\" tutupnya. (999)

Tags :
Kategori :

Terkait