Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, Dyah Anugrah Kuswardani MA mengaku, inflasi yang terjadi pada November 2018 lalu terutama disebabkan oleh naiknya tarif angkutan udara, seng, besi beton, beras, bawang merah, cat tembok, batu, bawang putih, mobil, dan rokok kretek filter.
Dimana andil inflasi yang diberikan oleh beberapa komoditas tersebut yaitu Angkutan Udara sebesar 0,1628 persen, Seng 0,0997 persen, Besi Beton 0,0620 persen, Beras 0,0337 persen, Bawang Merah 0,0262 persen, Cat Tembok 0,0202 persen, Batu 0,0171 persen, Bawang Putih 0,0168 persen, Mobil 0,0152 persen, dan Rokok Kretek Filter 0,0136 persen.
\"Inflasi pada November 2018 disebabkan oleh banyaknya orang bepergian naik pesawat sehingga memicu naiknya tarif angkutan udara, kemudian banyaknya kegiatan pembangunan, serta kebutuhan pangan yang naik seperti beras dan bawang,\" kata Dyah, kemarin (3/12).
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi dipengaruhi dengan turunnya harga beberapa komoditas seperti daging ayam ras, tomat buah, ikan kape-kape, kangkung, air kemasan, semen, tomat sayur, cabai merah, kentang,dan bensin. Dimana andil deflasi dari masing-masing komoditas yaitu Daging Ayam Ras -0,161 persen, Tomat Buah -0,0669 persen, Ikan Kape-Kape -0,0263 persen, Kangkung -0,0242 persen, Air Kemasan -0,0212 persen, Semen -0,0158 persen, Tomat Sayur -0,0146 persen, Cabai Merah -0,014 persen, Kentang -0,0082 persen, dan Bensin -0,0064 persen.
\"Meski beberapa komoditas menyumbangkan inflasi, akan tetapi beberapa komoditas malah mengalami deflasi, hal ini disebabkan oleh permintaan barang yang menurun,\" terang Dyah.
Meskipun pada November 2018 ini mengalami inflasi sebesar 0,20 persen, namun inflasi tahun kalender (laju inflasi) masih sebesar 1,55 persen, dan inflasi tahunan (year on year) tercatat sebesar 2,26 persen. Nilai inflasi ini masih dalam kategori terjaga dimana sebelumnya Bank Indonesia memperkirakan inflasi Bengkulu hingga akhir tahun berada pada kisaran 3,5 persen ± 1 persen. \"Inflasi ini masih terjaga, karena sesuai perkiraan BI, inflasi kita akan terjaga pada kisaran 3,5 persen plus minus 1 persen,\" tutupnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Endang Kurnia Saputra mengatakan, seluruh barang baik makanan, inflasi inti, maupun harga-harga yang dikendalikan pemerintah (administered prices) tetap terkendali hingga akhir tahun. Beberapa sumbangan inflasi berasal dari komoditas seperti tarif angkutan udara, seng, besi beton, bawang merah, dan beberapa komoditi lainnya.
\"Tapi secara keseluruhan inflasi alhamdulillah rendah dan terkendali, dan sekaligus mengkonfirmasi perkiraan kami inflasi akhir tahun dibawah 3 persen. Dan ini juga menunjukkan mengapa daya beli masyarakat tetap terjaga baik,\" ujar Endang.
Hingga akhir tahun, BI memprediksi inflasi dikisaran 3 persen (yoy) atau lebih rendah dari target sasaran tahunan BI di 3,5 persen ± 1 persen. Inflasi yang rendah sepanjang tahun ini dinilai akan mendorong pengendalian harga yang lebih baik di tahun mendatang. \"Kita berharap inflasi di Bengkulu tetap terjaga baik tahun ini maupun tahun berikutnya,\" tutupnya.(999)