Harga TBS Segera Naik
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Jika selama ini Crude Palm Oil (CPO) dari Bengkulu banyak diekspor melalui Belawan, Medan. Dengan adanya pendirian pabrik pengolahan CPO yang dilakukan oleh PT Sudevam Ultratec Green Indonesia di wilayah Kabupaten Seluma beberapa waktu lalu akan membuat kegiatan ekspor CPO ke Medan diperkirakan akan berhenti. Hal ini tentu saja diprediksi mampu mendongkrak harga Tandan Buah Segar (TBS) di Provinsi Bengkulu.
\"Selama ini CPO banyak dikirim ke Medan, ongkos transportasi ke sana mencapai Rp 300 per liter. Dengan adanya pabrik minyak goreng ini, tentu saja tidak lagi dikirim ke sana. Cukup dalam daerah, sehingga ongkos angkut itu bisa mendongrak kenaikan harga TBS,\" kata
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan, kemarin (21/11).Meski harga TBS diperkirakan akan naik, namun Pemerintah tetap meminta pihak PT. Sudevam Ultratec Green Indonesia untuk tetap mempertahankan komitmennya membeli TBS kelapa sawit petani, dengan harga yang telah disepakati. Diketahui, perusahaan ini berkomitmen akan membeli TBS dengan harga Rp 1.000 perkilogramnya.
\"Manajemen perusahaan akan membeli TBS kelapa sawit ditingkat petani dengan harga minimal Rp 1.000 per-Kilogram. Diharapkan komitmen tersebut dijalankan nantinya,\" harap Ricky.
Menurut Ricky, pihaknya atas dinas teknis sangat menyambut baik niat pihak investor ini untuk berinvestasi dengan membangun pabrik minyak goreng. Mengintat dengan langkah ini diyakini dapat kembali mendongkrak harga TBS kelapa sawit, yang sekarang anjlok. Apalagi komitmen lainnya, jika harga TBS diatas Rp 1.000, pihak perusahaan akan mengikuti harga pasar.
Selain itu dijelaskan, dengan adanya sekitar 30 pabrik CPO di Provinsi Bengkulu ini, akan mampu menyuplai bahan baku untuk pabrik minyak goreng PT Sudevam.Bahkan tidak menutup kemungkinan nantinya, CPO yang berasal dari luar Provinsi juga bisa masuk ke Bengkulu. \"Sejauh ini bahan baku CPO di Bengkulu cukup memadai. Hanya saja jika tidak cukup bisa saja didatangkan dari luar nantinya,\" jelas Ricky.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Sudevam Ultratec Green, Lalit Kumar menjelaskan, pembangunan pabrik minyak goreng kelapa sawit masih berjalan lancar tanpa ada kendala yang berarti. Dimana pihaknya sedang melakukan persiapan dengan pengurusan berbagai izin serta segala kebutuhan operasionlanya.
Bahkan setelah pabrik ini beoperasi yang ditargetkan pada tahun 2021 mendatang, akan mampu memproduksi 1000 ton minyak goreng per harinya. Selain itu, pihaknya juga berkomitmen akan memproritaskan pekerja asal dari daerah Provinsi Bengkulu, kecuali untuk tenaga teknis yang memerlukan orang yang memiliki keahlian khusus.
\"Dibutuhkan sekitar 1.500 orang tenaga pekerja untuk pengoperasian pabrik tersebut, dimana 90 sampai 95 persennya dari pekerja local. Mengingat kita juga berkomitmen untuk mensejahterakan petani, dengan membeli Tandan Buah Segar (TBS) milik petani lokal dengan harga yang disesuaikan dengan peraturan yang ada,\" tutupnya.(999)